Presidium Majelis Nasional Korps Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI, Muhammad Syafi’i, Menteri Kebudayaan Fadli Zon bersama para undangan Sarasehan Budaya yang digelar Forum Alumni HMI Wati (FORHATI) Nasional, memperingati bulan Bahasa dan Sastra yang jatuh pada bulan Oktober ini, di Tavia Heritage Hotel, Jakarta, Minggu (5/10). Waspada.id/Ist
JAKARTA (Waspada.id) : Presidium Majelis Nasional Korps Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI, Muhammad Syafi’i, mengatakan pentingnya pelestarian bahasa dan sastra, Sumpah Pemuda merupakan contoh yang menjadi tonggak penting sastra dan bahasa.
“Salah satu isi Sumpah Pemuda adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Artinya, persatuan adalah model utama untuk sebuah kemajuan, dan bahasa persatuan menjadi perekat bangsa,” terang Romo sapaan akrab Muhammad Syafi’i yang juga menjabat Wakil Menteri (Wamenag) Agama, pada acara Sarasehan Budaya yang digelar Forum Alumni HMI Wati (FORHATI) Nasional, memperingati bulan Bahasa dan Sastra yang jatuh pada bulan Oktober ini, di Tavia Heritage Hotel, Jakarta, Minggu (5/10).
Acara yang dihadiri Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Kepala BPOM Taruna Ikrar, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Nannie Hadi Tjahjanto, sastrawan Taufiq Ismail beserta Ati Taufiq Ismail, penulis esai dan penerjemah Ida Nasution, pengusaha kuliner Nur Asia Uno, anggota KPU, Betty Idrus Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra
sekaligus Koordinator Presidium FORHATI Jamilah Abdul Gani, serta jajaran pengurus FORHATI.
Hadir mendampingi Menteri Kebudayaan, Inspektur Jenderal, Fryda Lucyana; dan Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional,
Annisa Rengganis.
Menbud Fadli mengajak seluruh hadirin untuk selalu mengapresiasi budaya Indonesia. Ia berharap bahwa pelestarian budaya nasional bisa terus berjalan tanpa berhenti hingga lintas generasi.
“Kita harus mengapresiasi budaya kita yang luar biasa dan semakin berkembang ini. Karena jika bukan kita yang mengapresiasi dan melestarikannya, tidak ada lagi yang bisa meneruskan budaya pada generasi selanjutnya nanti,” ungkap Fadli.
Menurut Menbud, kedua unsur budaya tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda.
“Saya apresiasi kepada FORHATI yang mengadakan acara untuk merayakan bulan bahasa dengan kegiatan ini. Mudah-mudahan, generasi muda di sini akan terus berkarya dan berkiprah, karena memang literasi ini menjadi semakin penting di era globalisasi ini,” ujar Menbud Fadli mengapresiasi setinggi-tingginya FORHATI yang menyelenggarakan sarasehan budaya dengan tema bahasa dan sastra.
Dalam orasinya, Menteri Kebudayaan menyampaikan bahwa kegiatan sarasehan budaya ini sesuai dengan Pasal 32 ayat (1) UUD 1945, di mana sudah kemjadi kewajiban bagi negara
untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Kementerian Kebudayaan yang lahir menjadi institusi baru menjadi bentuk komitmen negara untuk memajukan kebudayaan Indonesia.
“Posisi Kementerian Kebudayaan sangat strategis untuk memajukan budaya nasional Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di tengah peradaban dunia. Ini juga pertama
kali dalam sejarah di Indonesia, Kementerian Kebudayaan berdiri menjadi kementerian sendiri,” terang Menbud Fadli.
Lebih lanjut Fadli menekankan pemanfaatan industri kreatif dan budaya (creative and cultural industry) sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Sebab, industri
kreatif dan budaya berkaitan dengan banyak sektor, seperti UMKM, pariwisata, dan lainnya.
“Ke depan ini, kita akan semakin familiar dengan istilah ‘creative and cultural industry’. Industri ini sudah menjadi nomenklatur baru yang semakin penting, karena dari budaya ini bisa menjadi suntikkan bagi ekonomi,” imbuhnya.
Forum Alumni HMI Wati (FORHATI) merupakan organisasi yang menghimpun para alumni
perempuan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan merupakan bagian dari keluarga besar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). FORHATI bertujuan menjadi wadah strategis bagi perempuan muslim Indonesia yang berpendidikan untuk terus berkontribusi dalam pembangunan nasional, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi dan
perubahan sosial. (id87)