Scroll Untuk Membaca

Budaya

UTU Meulaboh Dan MAA Kota Langsa Bahas Kelembagaan Adat Serta Ekowisata Mangrove

UTU Meulaboh Dan MAA Kota Langsa Bahas Kelembagaan Adat Serta Ekowisata Mangrove
Diskusi tentang adat berlangsung seru antara dosen dan mahasiswa UTU dengan Pengurus MAA Langsa. (Waspada/Ibnu Sa'dan)
Kecil Besar
14px

LANGSA (Waspada): Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Langsa menerima kunjungan sejumlah dosen dan mahasiswa dari Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Kamis (24/7). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari agenda penelitian yang dilakukan oleh Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UTU.

Rombongan disambut langsung Ketua MAA Kota Langsa, Drs. H. Mursyidin Budiman, bersama sejumlah pengurus lainnya, di kantor MAA Langsa. Dalam kunjungan tersebut, berlangsung diskusi terbuka mengenai dinamika dan praktik adat yang berkembang di wilayah Kota Langsa, serta peran kelembagaan adat dalam mendukung pembangunan daerah.

Ketua MAA Langsa, Drs. H. Mursyidin Budiman dalam sambutannya mengapresiasi kedatangan rombongan dosen dan mahasiswa UTU, serta membuka ruang kolaborasi ke depan dalam pengembangan adat istiadat di Aceh secara akademis.

“Kami menyambut baik inisiatif dari para akademisi yang peduli terhadap penguatan adat, apalagi jika dikaitkan dengan aspek ekonomi berkelanjutan dan pengembangan kawasan ekowisata berbasis mangrove yang memang sedang tumbuh di Kota Langsa,” ujar Mursyidin.

Rombongan dari Universitas Teuku Umar Meulaboh foto bersama dengan Pengurus MAA Langsa. (Waspada/Ibnu Sa’dan)

Kegiatan ini juga merujuk pada surat resmi dari Ketua Jurusan Sosiologi UTU, Dr. Akmal Saputra, MA, yang menyampaikan maksud kunjungan sebagai bagian dari penelitian bertema “Pengembangan Model Teoritis Kelembagaan Adat dalam Mendukung Ekonomi Keberlanjutan Berbasis Ekowisata Mangrove di Aceh.”

Dalam surat tertanggal 23 Juli 2025 tersebut, pihak UTU meminta izin kepada MAA Kota Langsa untuk melaksanakan pengumpulan data lapangan selama dua hari, yaitu Kamis dan Jumat, 24-25 Juli 2025, mulai pukul 09.00 WIB.

Selama diskusi, berbagai topik dibahas, mulai dari struktur kelembagaan adat gampong, peran tokoh adat dalam menyelesaikan konflik sosial, hingga tantangan modernisasi dalam pelestarian nilai-nilai lokal. Dosen dan mahasiswa UTU terlihat antusias menggali informasi secara langsung dari para pengurus MAA yang selama ini aktif menjaga kelestarian adat di Langsa.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi antara lembaga adat dan institusi pendidikan tinggi dalam membangun Aceh berbasis kearifan lokal.(b12)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE