LANGSA (Waspada): Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Langsa menerima kunjungan sejumlah dosen dan mahasiswa dari Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Kamis (24/7). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari agenda penelitian yang dilakukan oleh Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UTU.
Rombongan disambut langsung Ketua MAA Kota Langsa, Drs. H. Mursyidin Budiman, bersama sejumlah pengurus lainnya, di kantor MAA Langsa. Dalam kunjungan tersebut, berlangsung diskusi terbuka mengenai dinamika dan praktik adat yang berkembang di wilayah Kota Langsa, serta peran kelembagaan adat dalam mendukung pembangunan daerah.
Ketua MAA Langsa, Drs. H. Mursyidin Budiman dalam sambutannya mengapresiasi kedatangan rombongan dosen dan mahasiswa UTU, serta membuka ruang kolaborasi ke depan dalam pengembangan adat istiadat di Aceh secara akademis.
“Kami menyambut baik inisiatif dari para akademisi yang peduli terhadap penguatan adat, apalagi jika dikaitkan dengan aspek ekonomi berkelanjutan dan pengembangan kawasan ekowisata berbasis mangrove yang memang sedang tumbuh di Kota Langsa,” ujar Mursyidin.

Kegiatan ini juga merujuk pada surat resmi dari Ketua Jurusan Sosiologi UTU, Dr. Akmal Saputra, MA, yang menyampaikan maksud kunjungan sebagai bagian dari penelitian bertema “Pengembangan Model Teoritis Kelembagaan Adat dalam Mendukung Ekonomi Keberlanjutan Berbasis Ekowisata Mangrove di Aceh.”
Dalam surat tertanggal 23 Juli 2025 tersebut, pihak UTU meminta izin kepada MAA Kota Langsa untuk melaksanakan pengumpulan data lapangan selama dua hari, yaitu Kamis dan Jumat, 24-25 Juli 2025, mulai pukul 09.00 WIB.
Selama diskusi, berbagai topik dibahas, mulai dari struktur kelembagaan adat gampong, peran tokoh adat dalam menyelesaikan konflik sosial, hingga tantangan modernisasi dalam pelestarian nilai-nilai lokal. Dosen dan mahasiswa UTU terlihat antusias menggali informasi secara langsung dari para pengurus MAA yang selama ini aktif menjaga kelestarian adat di Langsa.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi antara lembaga adat dan institusi pendidikan tinggi dalam membangun Aceh berbasis kearifan lokal.(b12)