Dahulu, Honkai Star Rail dikenal sebagai salah satu gim free-to-play terbaik ketika gim tersebut dirilis pada tahun 2023. Para pemain sangat menikmati jalan cerita dan progres permainannya, terlebih lagi mereka tidak perlu merasa harus mengeluarkan uang atau menginvestasikan banyak waktu seperti pada gim Honkai Impact 3rd dan Genshin Impact. Namun, belakangan ini, terutama sejak kita memasuki dunia Amphoreus (mulai dari versi 3.0 hingga 3.7), hal ini mulai terasa tidak berlaku lagi. Mengapa? Karena musuhnya dibuat lebih rumit dari sebelumnya dan karakter terbaru dibuat lebih kuat. Hal ini disebut power creep dan sudah menjadi masalah di banyak gim sekarang ini.
Power creep merupakan peningkatan bertahap dalam level kekuatan keseluruhan konten game seiring waktu, di mana item atau karakter baru dibuat lebih kuat daripada yang sudah ada. Namun, di Honkai Star Rail, peningkatan itu terjadi dengan cepat. Sebagai contoh, Fu Xuan dan Aventurine merupakan karakter yang menganut jalur kemampuan (Path) Preservation yang memiliki perisai (shield) yang kuat. Path Preservation merupakan jalur kemampuan karakter yang berfokus pada dukungan defensif seperti menghasilkan shield, mengurangi kerusakan, dan mengalihkan perhatian musuh untuk melindungi timnya. Namun, Aventurine lebih unggul dalam banyak hal, mulai dari ramah skill point (poin yang dihasilkan dari basic attack dan digunakan untuk melakukan skill), shield yang berasal dari skill, dan juga follow-up attack yang sekaligus meningkatkan shieldnya, yang jelas membuatnya lebih unggul daripada Fu Xuan yang dirilis tidak lama sebelumnya.
Tidak hanya itu, tetapi power creep di Honkai Star Rail juga tidak mengenali peran karakter dalam gimnya. Contohnya adalah showcase Acheron Cipher di Memory of Chaos level 12 terbaru dari kanal YouTube berikut ini :
https://youtu.be/oTUbd09A7K8?si=Kl6lJq1lijYDMzW.
Damage dari Ultimate Acheron
Dari video tersebut, terlihat bahwa damage Cipher yang merupakan seorang sub DPS, yaitu penyerang sampingan, malah lebih besar daripada damage Acheron yang merupakan seorang main DPS, yaitu penyerang utama. Selisih damage ultimate mereka cukup signifikan, yaitu sekitar 600K.
Hal ini saya katakan bukan tanpa dasar, melainkan karena merasakan sendiri fenomena power creep tersebut. Saya mencoba menyelesaikan Pure Fiction Stage 1 di versi 3.6 menggunakan tim Firefly, Ruan Mei, Fugue, dan Gallagher untuk Node 1 dan tim Phainon, Tingyun, Bronya, dan Remembrance MC untuk Node 2. Nah, padahal tim yang sudah saya bangun (build) dengan waktu yang sangat lama adalah tim Firefly, tetapi yang lebih unggul dalam segi nilai adalah tim Phainon walaupun saya tidak mem-build semua karakter di Node 2.
Padahal, tanpa power creep, Hoyoverse tetap dapat membuat karakternya laris manis. Bagaimana? Dengan membuat karakter tersebut memiliki peran besar dalam jalan ceritanya atau memberikannya desain yang dapat menarik perhatian pemain. Tidak sedikit pemain yang lebih memprioritaskan desain dibandingkan dengan kekuatannya saat mem-pull suatu karakter. Banyak pemain menyukai karakter seperti Aventurine dan Cipher dan sudah berencana untuk mendapatkannya bahkan sebelum mereka dinyatakan sebagai playable karakter.

Bahkan, Cyrene, karakter terbaru yang sudah terang-terangan memerlukan investasi besar untuk membuatnya kuat, tetap disukai banyak pemain karena desainnya yang penuh detail (pokoknya wadidaw lah) dan bahwa dia merupakan expy-nya Elysia di Honkai Star Rail. Expy sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu karakter merupakan versi alternatif dari karakter lain dari segi desain, pengisi suara, maupun latar belakang. Nah, jadi Hoyoverse cukup membuat pemain tertarik dengan karakter yang terbaru agar karakter tersebut laris.
Sebenarnya, power creep tidak selamanya buruk karena power creep sendiri diperlukan agar terjadi perkembangan dalam suatu gim, terutama pada game seperti Honkai Star Rail. Namun, kalau hal tersebut sampai membuat pemain harus merombak kerja keras mereka, tentu itu sudah keterlaluan. Power creep tetap perlu dibatasi agar pemain tetap bisa menikmati gim tanpa adanya tekanan untuk mengeluarkan uang ataupun menghabiskan banyak waktu mereka.
Keiko Queen Zannavie Aroeza
Mahasiswa Universitas Airlangga.











