Citizen Journalism

JKN Hadirkan Rasa Aman bagi Rendi di Tengah Aktivitas Padat

JKN Hadirkan Rasa Aman bagi Rendi di Tengah Aktivitas Padat
Kecil Besar
14px

Di tengah kesibukan menjalani pendidikan agama di pesantren, Redi Noverdi (19), seorang santri dari Yayasan Dayah Bahrul ‘Ulum Diniyah Islamiyah (BUDI) Mesja Lamno, Aceh Jaya, Redi mengalami sakit demam yang cukup mengganggu aktivitasnya. Namun, berkat keaktifan kepesertaannya sebagai segmen PBI – JK dapat segera mendapatkan perawatan medis tanpa harus pulang kampung atau membebani orang tuanya.

“Saya tiba-tiba sakit demam. Biasanya kalau sakit ringan seperti ini saya tidak pulang ke tempat asal, hanya berobat di puskesmas. Karena tidak ingin merepotkan orang tua, Sebelumnya saya ada kegiatan di luar bersama santri yang lain. Kebetulan ada kegiatan takziah bersama, jadi ketika sampai asrama saya merasa pusing dan badan mulai panas,” Ujar Redi, Jum’at (07/11).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Redi menduga kondisi tersebut muncul akibat kelelahan setelah mengikuti sejumlah kegiatan luar bersama rekan-rekan santri, termasuk kegiatan takziah yang mengharuskannya bepergian cukup jauh. Selama menjalani pengobatan, Redi juga tidak merasa sendiri. Dukungan dari koordinator pesantren yang mendampingi saat ia sedang dirawat inap.

“Saya merasa sakit ini mungkin karena aktivitas luar yang cukup padat, apalagi sebelumnya saya ikut kegiatan takziah bersama teman-teman santri. Tapi alhamdulillah, dengan adanya JKN, saya bisa langsung berobat ke puskesmas tanpa harus pulang kampung atau membebani orang tua. Selama dirawat pun saya tidak sendiri, selalu ditemani koordinator pesantren dan teman-teman yang datang menjenguk. Dukungan seperti itu sangat berarti bagi saya,” Jelasnya.

Keterbatasan akses terhadap teknologi tidak menjadi penghalang bagi Redi untuk mendapatkan layanan kesehatan. Sebab di lingkungan pesantren yang membatasi penggunaan perangkat telepon genggam tersebut, Redi tetap bisa memanfaatkan program JKN dengan mudah. Saat mengalami sakit, ia hanya perlu menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga untuk mendapatkan pelayanan di puskesmas tanpa hambatan.

“Saya belum punya handphone sendiri, jadi belum bisa pakai aplikasi Mobile JKN. Di pesantren juga kami memang tidak diperbolehkan menggunakan telepon genggam, jadi akses ke aplikasi semacam itu memang terbatas. Tapi waktu saya sakit dan harus berobat ke puskesmas, saya cukup membawa KTP atau Kartu Keluarga. Alhamdulillah, prosesnya sangat mudah dan cepat. Saya langsung dilayani tanpa harus mengurus banyak hal. Jadi meskipun tidak bisa akses aplikasi, saya tetap bisa merasakan manfaat dari JKN secara langsung,” Ungkapnya.

Selama menjalani perawatan di puskesmas, Redi tidak hanya merasakan manfaat dari kemudahan akses layanan JKN, tetapi juga mendapatkan pengalaman yang positif dari sisi pelayanan tenaga medis. Redi mengungkapkan bahwa keramahan dan profesionalisme para dokter serta perawat membuatnya merasa nyaman dan tenang.

“Selama saya dirawat melayani dengan ramah dan tidak membedakan siapa pun, Dokternya menjelaskan kondisi saya dengan sabar dan mudah dipahami, jadi saya tahu apa yang sedang saya alami dan bagaimana proses pengobatannya.

Perawatnya juga sangat perhatian, mereka rutin memeriksa kondisi saya dan memastikan saya merasa nyaman selama dirawat. Meskipun saya jauh dari orang tua dan sedang sakit, saya merasa tenang karena ditangani oleh tenaga medis yang profesional dan peduli,” tambahnya.

Sebagai santri yang menjalani aktivitas padat setiap harinya, Redi menyadari bahwa kondisi kesehatan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa diduga. Pengalaman jatuh sakit yang dialaminya menjadi pengingat bahwa memiliki perlindungan kesehatan seperti JKN sangat penting, terutama bagi mereka yang tinggal jauh dari keluarga. Pentingnya memastikan status kepesertaan JKN tetap aktif, agar saat dibutuhkan, layanan kesehatan bisa diakses dengan mudah serta berharap agar program JKN yang telah banyak membantu masyarakat ini dapat terus berjalan dan semakin ditingkatkan kualitas pelayanannya.

“Bagi saya begitu penting sekali untuk terdaftar dan aktif sebagai peserta JKN, mengingat bagi kami para santri yang kegiatannya padat setiap hari. Kita tidak pernah tahu kapan akan sakit, dan kalau sudah sakit, tentu butuh penanganan cepat. Saya sendiri sudah merasakan manfaatnya. Harapan saya, program JKN ini bisa terus berlanjut dan semakin baik ke depannya, supaya makin banyak orang yang terbantu, terutama yang tinggal jauh dari rumah seperti saya,” Tutupnya.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE