Scroll Untuk Membaca

Citizen Journalism

Ketika Anak Bicara Lewat Musik

Ketika Anak Bicara Lewat Musik
Foto: Ilustrasi
Kecil Besar
14px

Tidak semua anak mudah menceritakan masalahnya. Ada yang memilih diam, menyimpan luka, dan terlihat baik-baik saja padahal sebenarnya rapuh. Mereka bukan tidak ingin berbagi, hanya bingung bagaimana memulainya. Kata-kata terasa berat, sehingga keheningan menjadi pilihan. Sayangnya, masalah yang dipendam justru membuat anak merasa sendirian menghadapi hidup.

Di sekolah, tersedia ruang Bimbingan dan Konseling (BK) yang seharusnya menjadi tempat siswa mencari solusi. Namun, kenyataan menunjukkan tidak semua anak mau datang ke sana. Banyak yang menganggap BK identik dengan hukuman bagi siswa bermasalah, bukan ruang aman untuk curhat. Akibatnya, justru anak yang pendiam dan penuh beban semakin menjauh.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Pada titik inilah musik bisa menjadi jembatan. Musik adalah bahasa universal yang mampu menyampaikan isi hati tanpa kata. Lagu yang didengarkan, dinyanyikan, atau dipilih sebagai favorit sering kali menjadi kode emosi yang tersembunyi. Misalnya, ketika seorang siswa lebih suka lagu bernuansa sedih, bisa jadi ia sedang merasakan kesepian. Guru BK yang peka dapat memulai percakapan sederhana dengan bertanya, “Mengapa kamu suka lagu ini?” Pertanyaan ringan itu sering kali membuka jalan bagi anak untuk bercerita.

Contoh lain, siswa yang merasa tertekan di rumah lebih mudah mengekspresikan diri melalui lagu dibandingkan berbicara langsung. Ketika diminta memilih satu lagu yang mewakili dirinya, ia akan menunjukkan karya yang sesuai dengan isi hati. Dari situ, guru dapat memahami kondisi batin siswa dan memberi pendampingan dengan empati.

Penelitian juga mendukung efektivitas musik. McFerran dan Saarikallio (2014) menyebut musik sebagai sarana utama remaja dalam mengatur emosi, meredakan stres, dan menghadapi perasaan sulit. Sementara itu, Gold, Voracek, dan Wigram (2009) dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry menemukan bahwa terapi musik efektif membantu anak dan remaja yang kesulitan mengekspresikan diri. Artinya, musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana penyembuhan.

Bayangkan jika ruang BK di sekolah diubah menjadi tempat yang ramah dengan sentuhan musik. Tidak perlu peralatan lengkap, cukup speaker atau headphone. Guru BK bisa mengajak siswa memilih lagu yang sesuai perasaan mereka, lalu mendengarkan bersama.

Setelah itu, anak diberi ruang untuk menjelaskan makna lagu tersebut. Dengan cara ini, komunikasi terbangun tanpa tekanan. Anak tidak merasa diinterogasi, melainkan diajak berbagi lewat sesuatu yang mereka sukai.

Sudah saatnya sekolah melihat musik sebagai media yang membantu anak-anak bicara ketika kata-kata terasa sulit. Anak pendiam tetap berhak didengar. Lagu yang mereka pilih sering kali menjadi cermin dunia batin mereka. Dengan memberi ruang pada musik, kita juga memberi kesempatan bagi anak untuk merasa aman, dipahami, dan dihargai.

Musik adalah suara hati yang jujur. Anak yang diam bukan berarti baik-baik saja, bisa jadi mereka hanya belum menemukan cara untuk bercerita. Melalui musik, mereka akhirnya punya bahasa baru: bahasa hati yang bisa dimengerti tanpa kata-kata.

Penulis : Zuhrah Hafizhah Mahasiswa Bimbingan Konseling Semester 7 IAIN Langsa.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Aceh

LANGSA (Waspada): Sebanyak 427 lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa dilantik pada wisuda Tahap I sarjana Strata I dan magister Strata II tahun 2025, di Aula Laboratorium Terpadu kampus…

Aceh

LANGSA (Waspada): Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa Dr. Amiruddin Yahya Azzawiy, MA kukuhkan 80 guru profesional Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Batch…