Seakan-akan tanah di republik ini bisa dibagi seperti warisan keluarga—siapa cepat dia dapat, siapa dekat dia disepakat.
Pulau Panjang, Lipan, Mangkir Gadang, dan Mangkir Ketek—empat nama yang terdengar seperti daftar menu kuliner laut khas pesisir Aceh Singkil. Tapi jangan salah, kini keempat pulau itu berubah status menjadi menu konflik antara dua provinsi bertetangga: Aceh dan Sumatera Utara. Semuanya gara-gara satu surat sakti dari Kemendagri yang tiba-tiba menjewer peta, menyeret keempat pulau itu dari pelukan Aceh ke pangkuan Sumut. Tanpa ba-bi-bu, tanpa semeja, apalagi semeja makan.
Rabu, 4 Juni 2025, Gubernur Sumut Bobby Nasution datang berkunjung ke Banda Aceh. Katanya mau “silaturrahmi”. Tapi jangan bayangkan suasananya seperti reuni dua sahabat lama. Ini bukan kunjungan nostalgia, melainkan semacam safari politik beraroma gugatan teritorial. Dan di sinilah letak lakon satirnya: Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem, hanya menyambut sebentar di Pendopo, sebelum pamit—bukan karena ada tamu negara, tapi karena katanya harus ke Aceh Barat Daya. Tinggallah Bobby, duduk manis bersama para staf, di ruang yang mendadak dingin meski tanpa AC tambahan.
Mualem, tampaknya, memang sudah “kesal bin bosan” dengan gaya Jakarta dan Medan yang main copot-copot wilayah. Seakan-akan tanah di republik ini bisa dibagi seperti warisan keluarga—siapa cepat dia dapat, siapa dekat dia disepakat. Dan Bobby, dengan gaya khas menantu mantan presiden, datang membawa “solusi damai”: empat pulau dikuasai Sumut, tapi dikelola bareng. Kolaboratif, katanya. Kedengarannya bijak, padahal terasa seperti minta maaf setelah menampar orang Aceh, lalu mengajak selfie.
Pulau-pulau itu bukan sembarang gugusan karang di lautan tenang. Ia punya sejarah, jejak administrasi, bahkan semangat kolektif masyarakat Aceh Singkil yang merasa tanah itu bagian dari hidup mereka. Ada peta kesepahaman tahun 1992 antara Gubernur Aceh dan Gubernur Sumut yang disahkan Kemendagri juga—tapi kini dipinggirkan. Mengapa? Mungkin karena peta itu terlalu usang untuk generasi yang percaya bahwa semua bisa di-upload ke PBB dan backup di-cloud.
Apa daya, rupanya peta batin masyarakat kalah oleh peta digital. Identitas kultural digantikan koordinat GPS. Dan silaturrahmi antar-gubernur pun berubah jadi ajang basa-basi geopolitik, di mana satu pihak duduk dengan proposal, dan pihak lain justru berdiri dan pergi berlalu begitu saja.
Di negeri ini, kita masih percaya hukum bisa jadi panglima. Tapi lebih sering, yang jadi panglima adalah disposisi, lobi, dan relasi. Maka pantaslah bila Mualem memilih pergi: sebab lebih baik berjalan ke Aceh Barat Daya ketimbang duduk mendengarkan ide pengelolaan wilayah yang sudah “dirampas duluan”.
Empat pulau kini jadi cermin: siapa yang merasa memiliki tanah, siapa yang berani merebutnya, dan siapa yang hanya datang menawarkan kompromi setelah semuanya dideklarasikan milik sendiri.
Dan kita, rakyat biasa, hanya bisa menonton—dari pantai—menanti siapa yang akan mengibarkan bendera lebih tinggi di atas karang yang semakin retak itu: Bobby atau Mualem (Aceh)—yang negara pun dilawan jika sewenang-wenang, apalagi cuma sekelas menantu bekas presiden. Ini Aceh, Bung! Mungkin itu dalam benak mereka yang kini diremeh-temehkan Jakarta!














Ini dampak mualem waktu di depan mendagri lantang bicara aceh tak perlu pakai barcode.. tp yg di ucapkan mualem itu benar.. dia punya wewenang untuk rakyatnya.. dan tanpa sadar perbuatan mendagri dan gub sumut ini bisa memicu munculnya kembali gam..
Sedari awal sudah tau apa ujungnya.. ke empat. Pulau ini pasti ada kekayaan di dalamnya..
Akan di buat tambang..setelah raja 4 dan lain lain maka ini lah yg akan mereka kuras untuk keluarga mulyono.. jangan mau muallem..
Saya warga sumut pertahankan hak kalian..
Ada apa di 4 pulau itu?
Apa ada kemungkinan Setelah 4 pulau itu di pegang Semut. jadi pulau Ramping jilid ke 2
Assalamualaikum,,,kenapa bisa empat pulau2 ini bisa jatuh ke Sumut.kenapa bisa,,mana Mendagri yang mungkin tidak becus mengurus negri ini yang hanya membuat gaduh..sebenar nya apa maksud dari semua tujuan ini..??? Kami rakyat Aceh ingin perselisihan 4 pulau wilayah ini tetap kembali seperti awal mula,, trimakasih.
pemerintah aceh harus bersikap tegas dan sebaiknya langsung ada delegasi aceh ke pak prabowo ini bkn masalah pulau tapi menyangkut marwah aceh dan biar mereka tau sejarah sampai kemana perbatasan kerajaan aceh .
Mandagrin anda sebesar tidak menguasai sejarah yg ada di indonesia, sebaiknya Anda TDK layak jadi mandagrin, Anda layaknya jadi preman karna presib preman suka ngadu domba rampas hak orang,,, sebaiknya Anda turun aja mandagrin ya…. Sebelum presiden prabowo turunkan Anda,, karna seharus nya kalau mau menjabat harus tau seluk beluk sejarah Indonesia dek,,,, Jangan semena mena Anda
Cepat kembalikan 4 pulau kpd provinsi yg lbh berhak scara hukum dan sejarah. Hindarkan budaya persulit urusan padahal bisa dipermudah tanpa ada aturan yg dilanggar.
Datang ke jakarta protes keras dan ultimatum si tito brengsek cabut surat yg dikasih ke Medan bawa rencong
Harusnya jangan tinggalkan begitu saja, tidak pantas seperti itu… Harusnya di tabok dulu baru di tinggalkan ..
Meski sy orang Medan-Sumut tp sy tdk suka caranya Mendagri sekaligus Bobbi. Mendagri: ada baiknya klo mau bikin perubahan batas wilayah ya musyawarah dulu dgn para pihak, jgn langsung ketok palu. Bobbi: meski itu putusan mendagri tp jangan trus mentang2, sebaiknya bicara hati ke hati dg Mualem, krn bisa saja itu bukan keputusan yg bijak, maklumlah manusia banyak khilaf. Mualem: sy pun akan bersikap sama jika di posisi anda.
Bobby harus nya tau sejarah,, malah jika tidak ada pasukan dari Aceh (pimpinan aman dimot) yg berjuang di kawasan Medan area nama Medan pun sudah di ganti sama Belanda… dan nama Jokowi TDK laku di Aceh
Boby, jokowi dan keluarga nya, maaf, bukan mewakili Jakarta, nyatanya Jakarta mayoritas menolak mereka
Lebih tepat nya keluarga bekas Presiden 7
Sekalian warganya lah kalian akui saja jdi warga Sumut, jangan pulaunya saja kalian ambil…!!! THH x lah…gak ad masalah tp nyarik Masalah
Hahaha…. benar. Anda cerdas
Lantak lah situ. Siapa pun yg menguasai 4 pulau tersebut, tak akan bikin rakyat sejahtera. Justru menjadi pundi² uang bagi pejabat, birokrat dan konglomerat dari dua propinsi yg bersengketa sampai tingkat pusat. Saran saya buat masyarakat di dua propinsi tersebut, tak usah ikut campur. Biarkan itu urusan mereka yg di atas. Fokus aja cari nafkah untuk diri dan keluarga sendiri. Apalagi disuruh angkat senjata. Tanya dulu wani piro bulanannya. Kalau cuma UMP/ UMR, bagusan gak usah barter nyawa dgn uang segitu
Diserahkan saja keputusannya pada masyarakat penghuni pulau tsb, mau gabung provinsi mana mereka sumut atau aceh. Setelah itu baru mendagri terbitkan SK masuk wilayah provinsi tsb. Orang masih tetap NKRI jadi masalah.
Siapapun pemiliknya, yang pasti semuanya adalah milik NKRI. Kita bukan negara bagian yang bisa tegas2 bilang ini milikku. Pemilik pulau tersebut sebetulnya tidak masalah jika tetap Aceh, karena Aceh dan Sumut sama2 NKRI. Jadi tidak perlu dipermasalahkan wilayah ini punya siapa
Halahhh bisa apa si Bobi ini.. ngurus kota Medan waktu jadi walikota banyak yg gak beres… sekarang ngurus Sumut aja belum banyak beresnya,malah sibuk ngurus pulau milik Warga Aceh… Dari mertua sampai menantu kelakuannya kek aaa suuudahlaahhh
Udah begini apakabar panglima wilayah lhok tapak tuan?? Apa kami perlu turun bak lingka muade dari jawakarta
Klo mau mengambil pulau tersebut .. jangan hanya lihat dari batas wilayah, tp lihat juga dari penduduk tersebut, kebanyakan suku apa, jika kebanyakan suku aceh, ya kasih ke aceh, jika penduduk tersebut, sudah kebanyakan suku bercampur, ya bisa dipertimbangkan
Tidak ada komoromi.. utk masalah.. kedaulatan wilayah yg sudah jelas hukum dan admtrasinya sedari dulu bahwa 4pulau tersebut adalah.. milik acheh… pertamyaan kenapa.. mendagri dgn mudahnya memasukan 4 pulau tersebut kesumut.. apa dasarnya apa terjadi kongkalikong antara sumut dan medagri.. yg ujung ujungnya money piro..!? ini harus di ungkap… dan di selesaikan dalam tempo sesingkat singkatnya..!?
Berebut wilayah lebih luas, tapi yang ada TIDAK TERURUS alias hancur
Enak ditinggal begitu saja.mwkwkwk
Mandagrin anda sebesar tidak menguasai sejarah yg ada di indonesia, sebaiknya Anda TDK layak jadi mandagrin, Anda layaknya jadi preman karna presib preman suka ngadu domba rampas hak orang,,, sebaiknya Anda turun aja mandagrin ya…. Sebelum presiden prabowo turunkan Anda,, karna seharus nya kalau mau menjabat harus tau seluk beluk sejarah Indonesia dek,,,, Jangan semena mena Anda
sebelum komentar,, coba lihat posisi pulau di gmap.. kalian pasti juga paham knp ke 4 pulau itu di wilayah sumut..
ngga sekalian tu daerah pekan baru, bukit tinggi juga di klaim? kalau masalah posisi mereka juga rapat tu. bahkan satu hutan.
Dari jaman purbakala ke empat pulau itu terdata sebagai wilayah Aceh. Dari segi nama saja udah bisa dipahami itu termasuk wilayah Aceh Singkil
Dodol, kpmilikan suatu wilayah itu bkan dilihat dri google map…
Hey Poltak OGEB Google map itu baru aja ada
Jangan salah paham dulu wak GAM,
Gubernur Sumut saat persetujuan pulau yang di sengketakan saat ini adalah Edi R (yg tidak terpilih lagi) . Dimana putusan dari Mendagri pada tahun 2022.
Jadi tidak salah lah Pak Bobby Nasution datang ke Banda Aceh utk memperdalam kenapa bisa di setuju pada tahun 2022 bulan september.
Malah di tinggal begitu saja, sehingga tidak mendapat sejarah yang benar akan berpindah tangan nya urusan kepemerintahan di pulau tersebut.
Sebaiknya semua pihak harus dapat berpikir positif , tampa menyalahkan dan membawa masa lalu (Raja Jawa, Mulyono),
Nampak kali ah mau menyebutkan.
Jangan memaksakan rakyat Aceh. Orang Aceh sudah cukup sabar bah kan sebenarnya muak dengan bisikan licik Jawa yang di jalankan Boby.
Jangan Paksakan telunjuk orang Aceh gatal di platuk senjata.
Selama berdiri di bawah hukum NKRI,Atjeh selalu di khianati,mulai semenjak Soekarno bersumpah dg dengan nama Allah di depan mata Daoed brueek itu bukti,NKRI selalu tidak jujur dg bumoe Atjeh,apa itu Atjeh benar2 ingin di hapuskan dari peta dunia.
Gak ada otak si boby ini…kami orang tapteng jadi merasa gak enak hati padahal ini uah si boby…
Hidup Aceh hidup Aceh jangan biarkan menantu Mulyono
Minyak dan gas bumi jadi incaran, kekayaan aceh mau dirampas.
Engkau Waspada dari aku Kecik maen maen di kampung aur adalah harian yang mempersatukan kita daerah bertetangga, dan engkau pasti tau juga bagaimana Aceh membantu Sumut dalam perjuangan mengusir penjajah “Jak U Front” !
Sang Menantu Raja Jawa ingin menunjukkan tajinya. Inilah Konoha
Menantu raja Jawa rakus ingin kuasai wilayah lain yg Bkn miliknya
Porsi makan Rakyat Aceh belum se imbang dengan wilayah geografisnya maka jangan di keruk lagi itu namanya rakus, cukup saja bermain teritorial dengan Negara tetangga, jagan selalu bertengkar dengan saudara serumpun serumah tdk elok di lihat tetangga sebelah, malu kita
Yg pasti, menteri dalam negri nya gak ada ETIKA, main serahkan bgt aja. Karena mentrinya msh berbau-bau mulyono & balas jasa sm mertuanya.
Darah mulyono mengalir deras, seolaholah paling berkuasa
Lautan darah kami lewat demi Aceh pusaka moyang kami tidak peduli sia siapa di depan
Nyawa melayang susah Rela keluar untuk mu Aceh
Memaksa aceh untuk bangkitkan gam lagi nih,,main comot pulau yg ada di aceh,pantas aceh ingin merdeka
Senang punya pulau itu, tapi rakyatnya senang gak kalo gak diurus pemimpin daerahnya !!!???