MEDAN (Waspada.id): Di awal pekan ini, pasar keuangan Indonesia dibuka dengan sentimen positif. Sejumlah agenda ekonomi penting tengah dinantikan pelaku pasar, mulai dari data inflasi hingga neraca perdagangan nasional, yang diproyeksikan menjadi penentu arah pergerakan pasar ke depan.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa sejumlah data ekonomi domestik akan memainkan peran penting terhadap dinamika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah dalam pekan ini.
“Selain data inflasi dan neraca perdagangan, rilis data manufaktur (PMI) Indonesia di level 51,2 menunjukkan sektor manufaktur masih berekspansi. Ini menjadi sinyal positif bahwa perekonomian domestik tetap tangguh di tengah ketidakpastian global,” ujar Gunawan, Senin (3/11).
Mayoritas bursa saham Asia juga dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini. IHSG dibuka menguat di level 8.208, sementara mata uang Rupiah justru melemah ke posisi Rp16.645 per dolar AS.
Gunawan memproyeksikan, IHSG pada perdagangan hari ini akan bergerak dalam rentang 8.170 hingga 8.250, sedangkan Rupiah berpeluang ditransaksikan di kisaran Rp16.600 hingga Rp16.670 per dolar AS.
Ia menambahkan, selain data yang akan dirilis dalam waktu dekat, pasar juga akan mencermati sejumlah agenda penting lainnya seperti data pertumbuhan ekonomi, penjualan ritel, cadangan devisa, dan penjualan kendaraan bermotor. Di sisi global, perhatian investor juga tertuju pada data penyerapan tenaga kerja dan aktivitas manufaktur AS.
“Sejumlah data tersebut berpotensi menjadi sentimen positif bagi pasar saham, namun untuk Rupiah kemungkinan masih akan bergerak sideways karena tertekan oleh peningkatan imbal hasil US Treasury,” jelasnya.
Sementara itu, harga emas dunia dilaporkan masih stabil di kisaran US$4.000 per ons troy atau setara dengan Rp2,15 juta per gram. Gunawan menilai harga emas saat ini cenderung bertahan di level psikologis tersebut karena minimnya katalis baru dari pasar global.
“Emas saat ini masih berada di fase konsolidasi. Investor masih menunggu arah kebijakan suku bunga AS sebelum melakukan aksi beli lanjutan,” pungkasnya. (id09)













