JAKARTA (Waspada.id): Asuransi syariah relevan untuk berbagai kebutuhan karena ekosistem halal kini semakin luas. Sehingga asuransi syariah bisa digunakan mulai dari perjalanan haji/umrah, asuransi mikro syariah bagi pedagang, asuransi pertanian syariah untuk gagal panen, hingga proteksi aset usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Inovasi produk asuransi syariah ini membuat proteksi semakin terjangkau dan dekat dengan keseharian kita,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono, dalam Kuliah umum bertema “Expect the Unexpected, Plan for the Better Future di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), di kutip Rabu (8/10/2025).
Turut hadir dalam kuliah umum tersebut, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Yulius Bhayangkara dan perwakilan pimpinan UMP. Kuliah umum ini bertujuan mendorong perencanaan keuangan yang bijak dengan memahami asuransi syariah, dan menumbuhkan peran civitas academica sebagai agen perubahan menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam paparannya, Ogi menjelaskan manfaat produk asuransi yang membantu masyarakat mengalihkan (transfer) dampak kerugian finansial yang bersifat low probability–high impact. (Istilah dalam manajemen risiko yang menggambarkan suatu peristiwa yang sangat jarang terjadi tetapi akan menyebabkan kerugian atau konsekuensi yang sangat besar jika terjadi).
“Dimana pada asuransi syariah, prinsipnya adalah ta’awun (tolong-menolong) dan sharing of risk dengan akad yang jelas (bebas dari gharar, maysir, dan riba), serta pengelolaan Dana Tabarru’ sebagai milik kolektif peserta,” jelas Ogi.
Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sangat mendorong peran generasi muda, terutama mahasiswa perlu memahami sejak dini perencanaan masa depan yang baik, termasuk merencanakan keuangan dengan salah satunya memanfaatkan produk asuransi.
“Adik-adik sekalian adalah generasi emas yang akan menjadi tulang punggung dari visi besar negara kita: Indonesia Emas 2045. Salah satu pilar utama untuk mencapai visi tersebut adalah peningkatan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM), dan mahasiswa menjadi salah satu motor penggeraknya,” imbuh Ogi.
Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia Yulius Bhayangkara dalam kesempatannya mengharapkan kegiatan kuliah umum ini bisa meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap pentingnya berasuransi.
“Acara ini merupakan bagian upaya bersama Industri Jasa Keuangan Perasuransian dan OJK serta civitas akademika untuk terus meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai perasuransian melalui kegiatan edukasi ini,” ujar Yulius.
Wakil Rektor 1 bidang Akademik dan Kerja Sama UMP, Saefurrohman menyampaikan pentingnya bagi Gen Z untuk tidak takut berasuransi karena manfaatnya yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Sebelumnya, OJK bersama Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) juga telah menyelenggarakan training of trainers bagi sekitar 150 dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen OJK untuk terus mendorong peningkatan literasi keuangan syariah di kalangan. (Id88).