MEDAN (Waspada.id): Pasar keuangan dalam negeri dibuka menguat pada awal pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di level 7.891, mengikuti tren positif mayoritas bursa Asia. Meski demikian, rupiah justru melemah tipis ke posisi Rp16.407 per dolar AS.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa fokus utama pasar pekan ini akan tertuju pada keputusan Bank Indonesia (BI) dan The Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga acuannya.
“Bank Indonesia diproyeksikan tetap menahan bunga acuan di level 5%. Sementara itu, The Fed justru diantisipasi memangkas bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Keputusan The Fed ini lebih dominan mempengaruhi arah pasar global, termasuk pergerakan rupiah,” ujar Gunawan, Senin (15/9).
Menurutnya, potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed bisa menjadi kabar baik bagi rupiah. Meski saat ini masih melemah terbatas, peluang penguatan mata uang garuda cukup terbuka apabila keputusan tersebut benar-benar diambil.
Selain kebijakan moneter BI dan The Fed, pasar juga menyoroti data produksi industri di China serta perkembangan negosiasi tarif antara AS dan China. Keduanya dinilai akan turut memengaruhi arah pergerakan aset keuangan di awal pekan ini.
Gunawan memperkirakan IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.850 hingga 7.930 sepanjang hari ini. Sementara rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.370 hingga Rp16.450 per dolar AS.
“Secara teknikal, pasar saham masih punya peluang melanjutkan penguatan, meskipun rupiah masih rawan tertekan. Investor sebaiknya tetap mencermati rilis kebijakan moneter BI dan The Fed, karena akan sangat menentukan arah pasar ke depan,” pungkas Gunawan. (id09)