Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

BI: Kebijakan Menaikkan BI-Rate Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI: Kebijakan Menaikkan BI-Rate Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, I.G.P Wira Kusuma dalam Bincang Bareng Media Ekonomi dan Bisnis di Medan, Selasa (30/4).
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 yang menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak memburuknya risiko global.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, I.G.P Wira Kusuma dalam Bincang Bareng Media Ekonomi dan Bisnis di Medan, Selasa (30/4).

“Selain untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, kebijakan tersebut juga sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability,” ujar Wira Kusuma.

Dia menyebutkan, bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan antara lain; 1. Kenaikan struktur suku bunga di pasar uang Rupiah, 2. Peningkatan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas, 3. Penguatan strategi transaksi term-repo SBN dan swap valas.

Selanjutnya, 4. Penguatan strategi operasi moneter yang “pro-market” untuk efektivitas kebijakan moneter, 5. Penguatan implementasi kebijakan makroprudensial longgar, 6. Pendalaman kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), 7. Penguatan literasi digital dan manajemen risiko penyelenggara dan masyarakat pengguna sistem pembayaran.

Penguatan Ekonomi Daerah

Pada kesempatan itu, Wira menyampaikan, BI juga terus melakukan upaya akselerasi digitalisasi dalam mendorong penguatan ekonomi daerah.

Dia menyebutkan, transaksi e-commerce terindikasi turut mengakselerasi tetap kuatnya kinerja sektor perdagangan. Penguatan konsumsi rumah tangga sejalan dengan meningkatnya sektor perdagangan mampu mendorong peningkatan transaksi digital yang tercermin pada transaksi e-commerce di Sumatera.

Selain itu, lanjutnya, terdapat keunikan pola transaksi yaitu meningkatkan COD & Kredit Tanpa Kartu (Paylater) pada E-Commerce yang disinyalir karena pola belanja Masyarakat yang cenderung memilih kemudahan dalam bertransaksi (belanja dahulu bayar kemudian).

Sementara itu, Perkembangan QRIS di Sumatera Utara secara umum dari segi nominal, volume, pengguna baru, dan merchant QRIS menunjukkan pola yang meningkat. Perkembangan dari segi jumlah sepanjang tahun 2024 meningkat melampaui target namun mengalami pelemahan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2023.

“Hal ini disebabkan oleh pasar pengembangan QRIS mulai jenuh dan mature. Selain itu transaksi BI Fast juga terus mengalami peningkatan di Sumatera sejalan dengan efisiensi biaya transaksi dan kemudahan yang diberikan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk pemenuhan kebutuhan uang kartal di Sumatera Utara pada periode Ramadhan & Idul Fitri (Maret dan April) 2024 sebesar Rp3,8 triliun, menurun sebesar 9,24% dibandingkan periode yang sama pada 2023 yaitu sebesar Rp4,2 triliun.

“Pemenuhan kebutuhan uang kartal sebanyak Rp3,8 triliun tersebut dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan SERAMBI 2024 di antaranya kegiatan kas keliling (Rest Area KM 65 dan pusat pasar) sebanyak Rp7,3 miliar, kegiatan penukaran uang di Plaza Medan Fair sebesar Rp34 miliar, dan penarikan di perbankan sebesar Rp3,78 triliun,” pungkasnya. (m31)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE