Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

BI Kembali Naikkan Bunga Acuan Jadi 5,25 Persen 

BI Kembali Naikkan Bunga Acuan Jadi 5,25 Persen 
Gubernur BI Perry Warjiyo
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 0,5 bps menjadi 5,25 persen. Dengan penetapan ini, maka suku bunga acuan BI7DRR tertinggi dalam 6 tahun terakhir atau sejak Oktober 2016. 

“Dengan mempertimbangkan ekonomi ke depan maka BI7DRR naik sebesar 0,5 basis poin,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan per November 2022, Kamis (17/11), di Jakarta. 

Scroll Untuk Lanjut Membaca

BI Kembali Naikkan Bunga Acuan Jadi 5,25 Persen 

IKLAN

Dari kenaikkan suku bunga acuan tersebut, maka perinciannya kenaikkan deposit rate menjadi 4,5 persen. Sedangkan suku bunga landing rate naik 50 bps menjadi 6 persen. 

“Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah lanjutan front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali dalam sasaran 3 plus minus 1 persen lebih awal yaitu pada paruh pertama 2023,” ujar Perry. 

Keputusan ini disebut BI sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 2–4 persen lebih awal yaitu pada semester pertama 2023. 

Di samping itu, keputusan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.

Perry menegaskan, di tahin 2023 perekonomian nasional tetap bertumbuh meski sejumlah negara di dunia seperti Amerika Serikat dan Eropa mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia itu seiring dengan kuatnya permintaan domestik. 

Ekonomi Terus Menguat 

Perry mengatakan bahwa sejauh ini ekonomi Indonesia masih terus menguat dengan pertumbuhan sebesar 5,72 persen year-on-year (yoy) pada kuartal III/2022. Perolehan ini lebih tinggi dari perkiraan dan capaian kuartal sebelumnya, yang naik 5,45 persen yoy. 

Pertumbuhan itu didorong oleh kuatnya permintaan domestik dan tingginya kinerja ekspor. Selain itu, perbaikan ekonomi juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas lapangan usaha, terutama industri transportasi dan pergudangan, serta perdagangan besar dan eceran.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan tetap bias ke atas dalam proyeksi kisaran Bank Indonesia pada 4,5 – 5,3 persen,” jelas Perry. 

Dia melanjutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 juga diperkirakan masih tinggi lantaran didorong oleh permintaan domestik, serta kinerja ekspor yang tetap positif di tengah risiko melambatnya perekonomian global. 

Di sisi lain, sambungnya, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat sehingga mendukung ketahanan eksternal. Adapun transaksi berjalan pada kuartal III/2022 diperkirakan meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, ditopang oleh kuatnya ekspor nonmigas.

“Transaksi modal dan finansial diperkirakan mencatat defisit seiring dengan aliran keluar modal asing khususnya dalam bentuk investasi portofolio di tengah tetap kuatnya aliran masuk dalam bentuk penanaman modal,” terang Perry. (J03)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE