Ekonomi

BIG Conference 2025: Menggali Potensi Ekonomi Sumut Untuk Pertumbuhan Dan Penyediaan Lapangan Kerja

BIG Conference 2025: Menggali Potensi Ekonomi Sumut Untuk Pertumbuhan Dan Penyediaan Lapangan Kerja
Wakil Gubernur Sumut Surya bersama Kepala Perwakilan harian Bisnis Indonesia Sumut-Aceh, Irsad (paling kanan), Deputi Direktur Perwakilan Bank Indonesia Sumut Abdul Khalim (kedua kiri), dan Direktur PT KINRA Arif Budiman (paling kiri) usai pembukaan BIG Conference 2025 yang digelar Bisnis Indonesia di Medan, Senin (8/12/2025).
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Perekonomian Sumatera Utara (Sumut) diperkirakan akan tetap tumbuh dan menguat pada tahun 2026 pada rentang 4,9%-5,7% di tengah ketidakpastian global.

Hal itu disampaikan Deputi Direktur KPw BI Sumut Abdul Khalim dalam agenda BIG Conference 2025 yang digelar harian Bisnis Indonesia Wilayah Sumut-Aceh di Medan, Senin (8/12/2025).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Di tahun 2026, kami memprakirakan ekonomi Sumut akan tumbuh menguat dengan prakiraan pertumbuhan di rentang 4,9%-5,7%,” kata Khalim dalam paparannya.

Optimisme pertumbuhan itu ditopang oleh beberapa program potensial seperti implementasi program B50 (Biodiesel) yang dapat mendukung kenaikan permintaan CPO (crude palm oil); efektivitas program Asta Cita mulai dari Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga paket stimulus pendukung daya beli masyarakat; serta iklim investasi yang relatif kondusif yang tampak dari peningkatan target investasi di sejumlah kawasan industri/kawasan ekonomi khusus.

Namun, pemerintah perlu mewaspadai perlambatan perekonomian negara mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. Begitupula dengan potensi berlanjutnya perang tarif Trump dan harga komoditas global yang diproyeksikan World Bank Forecast akan turun hingga 7% pada tahun 2026.

Khalim mengatakan, sektor pertanian dan industri yang selama ini menjadi penopang perekonomian Sumut perlu terus didorong. Termasuk sektor investasi yang merupakan tools utama untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

“Kita juga perlu memperhatikan faktor-faktor internal lain yang tak kalah penting, antara lain peningkatan skill tenaga kerja, serta pembangunan infrastruktur yang terkoneksi khususnya dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi seperti ke kawasan industri/ kawasan ekonomi,” jelas Khalim.

Sementara itu, Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, PT Kawasan Industri Nusantara (Kinra) menyebut KEK dapat menjadi pusat energi baru bagi pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara. Sei Mangkei sendiri memang dikhususkan untuk menjadi pusat hilirisasi komoditas unggulan ekspor Sumut khususnya sawit dan karet.

Direktur PT Kinra Arif Budiman mengatakan, Sei Mangkei dapat menjadi ruang kolaborasi antara industri besar, pelaku usaha lokal, dan inovasi berkelanjutan. Sejak beroperasi tahun 2015 hingga triwulan III 2025, Sei Mangkei berhasil merealisasikan investasi hingga Rp25,97 triliun dan menyerap 7.856 tenaga kerja.

“Dengan strategi yang tepat, KEK Sei Mangkei bukan hanya motor penggerak ekonomi, tapi ikon transformasi regional menuju kawasan industri modern dan berdaya saing global,” ujar Arif.

Sementara KADIN Sumatera Utara memperkenalkan Kawasan Industri Sumut (KIS) yang ditempatkan di Tanjung Kasau, Kabupaten Batubara sebagai proyek strategis Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dalam mendukung hilirisasi industri dan pemerataan ekonomi nasional.

Wakil Ketua Umum KADIN Sumut Isfan fachruddin mengatakan, KIS memiliki luas area 2.54 hektare dan dikelola langsung oleh pemerintah provinsi melalui badan usaha milik daerah (BUMD).

“Lokasi KIS yang strategis dekat pelabuhan ekspor global seperti Belawan dan Kuala Tanjung serta akses multi moda transportasi akan menguntungkan bagi investor dalam pengembangan industrinya,” ujar Isfan.

BIG Conference 2025 di Medan yang bertajuk “Unlocking North Sumatra’s Potential: Collaboration for Economic Growth and Job Creation” dibuka oleh Wakil Gubernur Sumut, Surya.

Surya mengatakan, kinerja ekonomi Sumut terbilang kokoh dengan potensi unggulan yang menjadi kekuatan utama dalam menghadapi krisis, yakni sektor pertanian dan perkebunan, industri pengolahan, dan potensi pariwisata kelas dunia.

Sektor industri pengolahan, misalnya, terbukti menjadi penopang utama ekonomi Sumut pada triwulan III/ 2025 dengan kontribusi sebesar 18,64%. Begitupun dari sisi perdagangan Sumut yang mencatatkan surplus 5,17 miliar dolar Amerika periode Januari-September 2025.

Di tahun mendatang, Wagub Surya mengungkapkan Pemprov Sumut telah menyiapkan rencana-rencana pengembangan kawasan-kawasan (unggulan) ekonomi baru berbasis komoditas unggulan daerah untuk memastikan pertumbuhan ekonomi merata dari desa hingga kota.

Dia menyebut kawasan unggulan itu dapat dikembangkan melalui investasi.

“Ini saatnya kita bergerak bersama, memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan Sumatra Utara yang unggul, maju, dan berkelanjutan,” ujar Surya.

BIG Conference 2025 di Medan juga diisi dengan pemaparan materi oleh Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi (AEKI) Sumut Saidul Alam, Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Sumut Syahril Pane, dan Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani dengan moderator Pengamat Ekonomi Sumut dari UISU, Gunawan Benjamin. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE