JAKARTA (Waspada.id): Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, sepanjang Januari—November 2025 produksi beras dalam negeri akan mencapai 33,19 juta ton
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan produksi beras dalam negeri diperkirakan naik 12,62% jika dibandingkan dengan Januari—November 2024 yang hanya mencapai 29,47 juta ton.
“Produksi beras tahun ini mengalami peningkatan sebesar 3,72 juta ton atau sekitar 12,62%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024,” kata Habibullah dalam konferensi pers BPS, Senin (1/10/2025).
Produksi beras dalam negeri yang diperkirakan mencapai 33,19 juta ton sepanjang Januari—November 2025 itu berasal dari hasil KSA amatan Agustus 2025.
Jika diperinci, pada Januari 2025 sebanyak 1,26 juta ton beras, 2,28 juta ton pada Februari 2025, dan 5,23 juta ton pada Maret 2025.
Kemudian sebanyak 5,23 juta ton beras pada April 2025, 2,94 juta ton pada Mei 2025, 2,31 juta ton pada Juni 2025, 2,77 juta ton pada Juli 2025, dan 3,24 juta ton pada Agustus 2025.
Kemudian, BPS memperkirakan produksi beras pada September, Oktober, dan November 2025 masing-masing adalah sebanyak 3,28 juta ton, 2,74 juta ton, dan 1,91 juta ton.
Namun, angka potensi produksi dapat berubah sesuai kondisi terkini luas panen dan produktivitas hasil amatan lapangan.
Habibullah menuturkan luas panen padi sepanjang Januari—November 2025 diperkirakan akan mencapai 10,86 juta hektare. Luasnya naik 1,17 juta hektare atau 12,08% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024 seluas 9,69 juta hektare.
Meski begitu, dia mengingatkan bahwa angka potensi luas panen juga dapat berubah sesuai dengan kondisi terkini hasil amatan lapangan, mulai dari serangan hama-OPT, banjir, kekeringan, hingga waktu realisasi panen petani.
Sementara itu, produksi padi sepanjang Januari—November 2025 diperkirakan akan mencapai 57,60 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan sebesar 6,46 juta ton GKG dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Hal ini artinya, produksi padi diperkirakan naik 12,62% dibandingkan dengan periode yang sama 2024 yang hanya mencapai 51,14 juta ton GKG,” terang Habibullah. (Id88)