Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Didukung Pertamina, Minyak Karo Takasi Menjuah Juah Raih Sertifikat Halal

Didukung Pertamina, Minyak Karo Takasi Menjuah Juah Raih Sertifikat Halal
Prima Takasi Ginting, pelaku usaha asal Sumatera Utara yang membuktikan bahwa semangat, inovasi, dan kesempatan bisa membawa usaha kecil menembus pasar nasional bahkan siap memasuki pasar internasional.
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Aroma rempah khas Tanah Karo menyeruak dari botol kecil berlabel Minyak Karo Takasi Mejuah Juah. Di balik produk tradisional yang kini makin dikenal ini, ada sosok tangguh bernama Prima Takasi Ginting, pelaku usaha asal Sumatera Utara yang membuktikan bahwa semangat, inovasi, dan kesempatan bisa membawa usaha kecil menembus pasar nasional bahkan siap memasuki pasar internasional.

Perjalanan usaha Prima dimulai sekitar 10 tahun lalu, tak lama setelah ia lulus dari Universitas Negeri Medan (Unimed). Alih-alih mencari pekerjaan, ia justru memilih menciptakan lapangan kerja.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Saya berpikir bagaimana setelah kuliah tidak mencari pekerjaan, tapi bisa membuka pekerjaan. Alhasil dari minyak karo ini saya bisa mempekerjakan beberapa orang warga sekitar,” ujar Prima di Dapur Takasi Mejuah Juah, Dusun V Ujung Serdang, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Kini, usaha yang ia rintis dari dapur tersebut telah berkembang pesat. Setiap bulan, produksi Minyak Karo Takasi Mejuah-juah mencapai 1 ton atau sekitar 6.000 botol, dengan 8 orang karyawan yang bekerja di bagian produksi, kantor, dan lapangan.

Ia menjelaskan Minyak Karo Takasi Mejuah Juah ini hadir dalam lima jenis minyak tradisional berdasarkan bahan pembuatannya yaitu serai, kelapa hijau, cengkeh, kayu putih, dan rempah — serta tiga varian sensasi suhu yakni panas, hangat, dan dingin. Prima juga berinovasi menciptakan produk turunan seperti minyak luka, minyak gatal, minyak bayi, minyak burung bubut, hingga param kering dari sisa rempah, agar tidak ada bahan yang terbuang.

“Kami ingin semua bahan bermanfaat. Dari sisa rempahnya pun kami olah lagi jadi param kering sehingga tidak ada yang terbuang,” ujarnya.

Harga minyak ini tergolong terjangkau mulai Rp15 ribu untuk reseller di Medan dan sekitar Rp 20 ribu hingga Rp25 ribu di apotek atau toko obat. Kini, produknya telah hadir di lebih dari 500 titik mitra penjualan, mulai dari apotek, toko obat, hingga toko kelontong.

Namun langkah Prima tak berhenti di situ, ia kini siap melangkah lebih jauh setelah memperoleh sertifikat halal yang difasilitasi oleh Pertamina.

“Perasaan saya senang sekali karena sudah ada izin baru, termasuk sertifikat halal. Dengan adanya sertifikat halal ini, kami bisa lebih maju ke depan dan mengembangkan sayap ke supermarket. Sertifikat halal ini jadi salah satu tangga untuk melangkah lebih jauh,” ucapnya.

Ia mengatakan sertifikasi halal tersebut menjadi bagian dari program pembinaan UMK Academy Pertamina, yang tak hanya membantu pelaku usaha mendapatkan izin dan sertifikasi, tetapi juga mengajarkan strategi digital marketing, branding, hingga pengelolaan bisnis.

“Pendampingannya sangat baik, kami diajarkan strategi berjualan online. Dulu saya sering rugi pasang iklan, sekarang ya puji Tuhan, kami sudah tahu cara beriklan yang efektif. Hasilnya, penjualan meningkat secara drastis,” jelas Prima.

Diakuinya, bisnis obat tradisional ini menjanjikan dan saat ini kepercayaan masyarakat terhadap obat tradisional sangat tinggi sebab obat luar minim efek sampingnya. Ia juga berpesan kepada pelaku usaha lainnya agar tetap fokus dan jangan cepat menyerah.

“Terima kasih Pertamina atas program-programnya, baik pelatihan, UMK Academy Pertamina dan sertifikasi halal ini. Untuk pelaku usaha lainnya tetap fokus dan jangan cepat menyerah. Sekecil apa pun usaha itu, kalau dijalankan dengan tekun pasti bisa meningkat,” kata Prima.

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemajuan pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sumbagut. Tahun ini, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut memfasilitasi proses sertifikasi halal bagi 5 UMK binaan Pertamina antara lain Minyak Karo Takasi Mejuah Juah, RAz Tenun, Dominique Pattissire yang berada di Sumatera Utara, kemudian Permata Food dari Pekanbaru, Riau dan Difa Snack di Sumatera Barat.

“Sertifikat halal ini membantu para pelaku usaha dalam memasarkan produknya. Dengan adanya sertifikat halal, jangkauan pasar produk mereka dapat meluas, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional hingga internasional,” kata Fahrougi.

Ia menjelaskan pihaknya juga menjalankan UMK Academy Pertamina yang memiliki beberapa kelas seperti Go Online, Go Modern, Go Digital, dan Go Global. Di kelas tersebut, Pertamina juga memperkenalkan berbagai jenis sertifikasi yang dapat mendukung produk UMK agar lebih unggul dan berdaya saing di masyarakat.

“Kami melihat potensi Minyak Karo Takasi Mejuah-juah dan UMK lainnya, kemudian menawarkan mereka untuk mengikuti program sertifikasi yang kami jalankan dalam hal ini sertifikasi halal. Sertifikat halal ini tak hanya memastikan kepatuhan terhadap regulasi tetapi juga menaikkan nilai produk dan meningkatkan kepercayaan konsumen,” ujarnya. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE