SIGLI (Waspada): Pemerintah Kabupaten Pidie, melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpang), daerah setempat, terus berusaha mencapai swasembada pangan.
Salah satu upaya yang sekarang dilakukan adalah melakukan kegiatan pengawalan luas tambah tanam bersama penyuluh.
Demikian Sekretaris Distanpang, Kabupaten Pidie, Saiful Bahri, kepada Waspada, Senin (19/5) di sela-sela menghadiri menerima kunjungan rombongan studi komprehensif dari Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), di Sigli, Senin (19/5).
Dia mengatakan kunjungan studi rombongan dari Distanpang, Kabupaten Solok, Sumbar, ke Kabupaten Pidie berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, RI di Jakarta.
Disebutkan, bahwa produksi dan produktifitas tanaman padi di Kabupaten Pidie sangat luas, capaian luas tambah tanam yang serentak, serta capaian luas tambah tanam (LTT) yang tertinggi di Provinsi Aceh.
Kata Saiful Bahri, penyuluh dan petani dari Kabupaten Solok melakukan studi komprehensif di Kabupaten Pidie, itu dilakukan terkait produktifitas tanaman padi dan luas tambah tanam.
“Jadi rombongan dari dari Distanpang, Kabupaten Solok, Sumbar. Mereka, terdiri dari petani sebanyak 10 orang, penyuluh 7 orang, Kepala dinas dan Kabid penyuluh serta 3 orang fungsional dinas sebanyak 5 orang” katanya,
Rombongan dari Kabupaten Solok, yang dipimpin Drh. Kennedy Hamzah , M.Si, selama berada di Kabupaten Pidie melakukan studi komprehensif di daerah berjuluk “Pang Ulee Buet Ibadat, Pang Ulee Hareukat Megoe”, itu terkait produktifitas tanaman padi dan luas tambah tanam.

Dalam bincang-bincang dengan Waspada, Saiful Bahri, juga menyinggung soal harga gabah di Kabupaten Pidie. Dia mengungkapkan pada panen MT rendengan 2024/2025, harga gabah hasil panen petani Pidie berada diatas harga yang ditetapkan pemerintah. Harga gabah di bulan Mei berkisar Rp6.600/ kg hingga Rp7.000/ kg. Sementara harga yang ditetapkan pemerintah minimal Rp6.500/kg.
Tanggapi Anggota Dewan
Menanggapi Anggota Komisi 2, DPRK Pidie, Sulaiman (Pak Salam-red), dari Fraksi Partai Aceh ( F-PA) yang menyorot kinerja Distanpang, Kabupaten Pidie, yang menyebutkan belum ada terobosan baru yang dicapai atau dilakukan oleh Distanpang Pidie, semisal pada penangkar benih, dan menjaga ketersediaan pupuk serta harga gabah, menurut Saiful, pihaknya telah banyak memfasilitasi dan membina penangkar dalam memperbanyak benih padi dibawah pengawasan dan BPS Aceh.
Adapun benih yang diperbanyak oleh penangkar adalah benih bina dari varietas yang sudah dilepaskan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang sesuai untuk dikembangkan di Kabupaten Pidie dan sekitarnya.
Penting diketahui, bahwa varietas yang dikembangkan tersebut masih sangat diminati oleh masyarakat untuk di budidayakan.
Begitupun terkait ketersediaan pupuk dan harga gabah, sejatinya itu bukan dibawah kewenagan Distanpang, Kabupaten Pidie.
Dia menjelaskan soal pupuk bersubsidi, pihaknya hanya menginput kebutuhan pupuk bersubsidi ke dalam aplikasi E-RDKK dan memverifikasi daftar usulan tersebut. Sedangkan dalam pengawasan, pihaknya salah satu anggota dari Tim Pengawasan pupuk bersubsdi.
Demikian juga soal harga gabah, Sekretaris Distanpang, Kabupaten Pidie Saiful Bahri menerangkan bahwa Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Pidie tidak memiliki wewenang langsung untuk menentukan atau mengatur harga gabah.
Wewenang tersebut, jelas Saiful Bahri, biasanya berada di tangan pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Pidie, lebih fokus pada upaya meningkatkan produksi, menjaga kualitas hasil panen, dan memberikan edukasi kepada petani terkait teknologi pertanian.
“Terkait harga gabah juga bukan kewenangan Dinas Pertanian karena kita tidak disediakan dana talangan untuk membeli gabah petani jika harga anjlok,” kata Saiful Bahri menjelaskan.
Pun begitu lanjut pria murah senyum ini, kewenangan untuk menyerap gabah, itu merupakan tugas dari Perum Bulog. Saiful Bahri juga menyinggung soal kinerja para penyuluh.
Menurut dia, penyuluh pertanian di Kabupaten Pidie sejatinya sangat banyak dan serius bekerja untuk mengabdi pada petani di lapangan, baik itu dalam penginputan E-RDKK, mengamati permasalahan petani, seperti serangan hama dan penyakit.
Lalu mereka juga bertugas memasilitasi bantuan pemerintah. Selain itu, juga menginput laporan tambah tanam, yang merupakan satu parameter untuk mencapai peningkatan produksi gabah secara nasional. (b06)