Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Ekspor Karet Asal Sumut Agustus 2025 Stagnan, Pasokan Masih Terbatas

Ekspor Karet Asal Sumut Agustus 2025 Stagnan, Pasokan Masih Terbatas
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Volume ekspor karet alam asal Sumatera Utara pada Agustus 2025 tercatat sebesar 19.765 ton, sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya (Juli 2025) yang mencapai 19.786 ton, atau pertumbuhan MoM (Month-on-Month) negatif tipis.

“Dibandingkan Agustus 2024, yang mencapai 22.522 ton, pertumbuhan tahunan (YoY) menunjukkan penurunan sekitar 12,2%, mengindikasikan kondisi pasar yang masih menantang bagi para eksportir,” ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, Selasa (30/9).

Edy menyebutkan, meskipun volume ekspor masih stagnan dan jauh di bawah kapasitas normal bulanan yang bisa mencapai 42 ribu ton, kawasan Sumatera Utara tetap mempertahankan peran strategisnya sebagai salah satu pemasok karet alam global.

Stagnasi ini dipengaruhi beberapa faktor utama, antara lain; delay shipment, berkurangnya permintaan dari buyer, serta pasokan karet alam yang rendah akibat musim hujan.

“Banyak petani di kebun karet yang mengurangi aktivitas penyadapan karena kondisi produksi menurun, ditambah dengan motivasi yang menurun akibat harga karet yang belum stabil. Penundaan pengapalan juga masih terjadi karena keterbatasan kontainer dari liner,” ujarnya.

Harga karet pada Agustus 2025 menunjukkan perbaikan, dengan rata-rata harga sebesar 169,84 sen AS, dan harga penutupan pada 29 September mencapai 172,9 sen AS, memberikan sedikit optimisme bagi produsen dan eksportir.

Dari sisi pasar tujuan, sambungnya, ekspor karet Sumatera Utara tersebar ke 26 negara, dengan 11 negara di Eropa menyumbang sekitar 9,19% dari total produksi global. Rincian kontribusi negara Eropa adalah sebagai berikut: Belanda 0.10%, Finlandia 0.20%, Bulgaria 0.20%, Perancis 0.21%, Belgia 0.51%, Slovenia 0.51%, Rumania 0.71%, Polandia 1.02%, Jerman 1.84%, Spanyol 1.84%, dan Italia 2.05%.

Sementara itu, lima negara non-Eropa menjadi tujuan utama ekspor Sumatera Utara, yaitu: Jepang 35.33%, India 11.39%, Brasil 10.91%, Amerika Serikat 9.26%, dan China 8.29% dari total volume ekspor.

“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar Eropa bukan tujuan utama, kawasan ini tetap menjadi mitra dagang penting dengan distribusi yang relatif merata di sejumlah negara,” ujarnya.

“Dalam konteks regulasi, pengusaha karet Sumatera Utara tetap memantau perkembangan European Union Deforestation Regulation (EUDR). Baru-baru ini terdapat usulan parlemen Eropa untuk menunda implementasi EUDR, yang diharapkan memberikan kelonggaran bagi eksportir dalam memenuhi persyaratan dokumen, sehingga kelancaran ekspor tetap terjaga,” pungkasnya. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE