JAKARTA (Waspada): Dinamika gejolak perekonomian dunia yang terjadi saat ini, belum mempengaruhi rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perbankan nasional.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NPL perbankan nasional tetap terjaga di bawah 3% sering dengan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang relatif stabil.
“Penyaluran kredit bank termoderasi pada Maret 2025, dengan laju pertumbuhan 9,16% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp7.908 triliun.,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Jakarta, di kutip Rabu (14/5/2025).
Namun saat ini perbankan memiliki kesempatan untuk merevisi target rencana bisnis bank (RBB) pada akhir semester I/2025, dengan mempertimbangkan dinamika perkembangan global dan domestik.
“Regulator terus berkoordinasi dengan industri perbankan, apabila terdapat faktor yang mengakibatkan perlunya penyesuaian target,” katanya.
Dia mengakui, hingga saat ini secara umum tidak dapat penyesuaian signifikan pada target pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2025.
“Di sisi lain, kondisi likuiditas perbankan masih cukup terjaga meskipun dalam tren menurun. Kondisi demikian mengindikasikan bahwa pada dasarnya perbankan masih memiliki ruang untuk melanjutkan penyaluran kredit lebih lanjut,” jelas Dian.
Berdasarkan jenis penggunaan kredit per Maret 2025, OJK mencatat kredit investasi tumbuh 13,36% YoY, diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 9,32%, dan kredit modal kerja (6,51%).
Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 13,52%, sedangkan kredit UMKM tumbuh sebesar 1,91%. Golongan kredit usaha kecil tumbuh tertinggi sebesar 8,65% di tengah upaya perbankan yang fokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM.
Dian jugq menyampaikan, bahwa Kantor Perwakilan Bank Luar Negeri sebagai bank yang berbasis di luar negeri juga turut berkontribusi dalam pertumbuhan kredit short loan sebesar 44,65% YoY menjadi sebesar Rp327,67 triliun sepanjang periode serupa. (J03)













