Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Harga Cabai Merah Kembali Tembus Rp100 Ribu, Cabai Kardus Jadi Pemicunya

Harga Cabai Merah Kembali Tembus Rp100 Ribu, Cabai Kardus Jadi Pemicunya
Harga cabai merah kembali meroket hingga menembus Rp100 ribu per Kg di tingkat konsumen, khususnya di warung-warung kelontong atau yang dikenal masyarakat sebagai kedai sampah.
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Harga cabai merah kembali meroket hingga menembus Rp100 ribu per Kg di tingkat konsumen, khususnya di warung-warung kelontong atau yang dikenal masyarakat sebagai kedai sampah.

Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa harga cabai merah di level pedagang pengecer saat ini juga menunjukkan tren yang sama.

“Di wilayah Deli Serdang, khususnya Pasar Galang, harga cabai merah sudah di kisaran Rp92 ribu per Kg. Sementara di Langkat, harga juga tidak jauh berbeda,” ungkapnya, Rabu (17/9).

Menurutnya, wajar jika harga cabai merah yang sampai ke tangan konsumen, terutama di kedai kelontong, menembus Rp100 ribu per Kg. Kenaikan ini, kata Gunawan, dipicu oleh memburuknya sisi pasokan cabai di Sumatera Utara.

“Wilayah Batubara saat ini sudah memasuki periode produksi paling rendah, dan panen akan segera berakhir di akhir bulan September ini,” jelasnya.

Berdasarkan perhitungan timnya, pasokan cabai merah di Sumut pada pekan terakhir September mengalami penurunan sekitar 4 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Kondisi ini sedikit tertolong oleh panen di Deli Serdang yang mampu memasok sekitar 16 persen dari total stok harian cabai merah di Sumut.

Namun, persaingan distribusi dengan wilayah lain seperti Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, hingga Jambi membuat harga tetap sulit dikendalikan.

“Situasi ini justru memicu pembelian agresif cabai dari Pulau Jawa. Dari hasil pengamatan, cabai kardus atau cabai kotak dari Jawa masuk ke Sumut sekitar 28 ton per hari,” terang Gunawan.

Meski begitu, masuknya cabai dari Jawa tidak mampu menekan harga secara signifikan. Harga tetap tinggi karena cabai impor antar-pulau itu harus ditambah ongkos angkut, biaya bongkar muat, penyusutan, hingga margin keuntungan.

“Modal untuk cabai dari Jawa saja sudah tinggi, sehingga sulit bagi harga di Sumut turun di bawah Rp60 ribu per Kg,” katanya.

Gunawan menilai, lonjakan harga cabai hingga menembus Rp100 ribu per Kg pada hari ini lebih banyak dipicu oleh penurunan belanja cabai kardus.

“Ada indikasi pedagang besar mulai mengurangi pembelian cabai kardus untuk menghindari kerugian, karena harga cabai sangat bergejolak,” jelasnya.

Ia juga memperingatkan, gejolak harga cabai masih berpotensi berlanjut pada bulan depan. Pasalnya, pasokan cabai dari Sumut diperkirakan akan anjlok hingga 60 persen.

“Kalau pasokan dari luar Sumatera, khususnya Jawa, tidak cukup melimpah, maka harga cabai masih akan bergejolak. Sementara itu, produksi dari Aceh dan Sumbar baru diperkirakan masuk pada bulan November mendatang,” pungkas Gunawan. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE