MEDAN (Waspada.id): Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi baru, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (16/10). Ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang terus meningkat menjadi perhatian serius pelaku pasar, meski hingga kini belum memberikan dampak signifikan terhadap bursa saham di kawasan Asia.
IHSG dibuka naik ke level 8.062 pada awal sesi perdagangan. Mayoritas bursa di Asia juga bergerak di zona hijau, mencerminkan masih kuatnya sentimen positif pasar meski di tengah perang dagang dua negara ekonomi terbesar dunia itu.
“Minimnya agenda ekonomi penting membuat pergerakan pasar lebih bersifat teknikal. IHSG hari ini berpeluang bergerak di kisaran 8.030–8.090, sementara nilai tukar rupiah diperkirakan berada di rentang 16.540–16.570 per dolar AS,” ujar Gunawan Benjamin, Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Kamis (16/10).
Gunawan menjelaskan, stabilnya rupiah di kisaran Rp16.565 per dolar AS menunjukkan pasar masih menahan diri di tengah ketidakpastian global. Menurutnya, sentimen kuat baru kemungkinan muncul dari agenda rapat para pemimpin China yang dijadwalkan pekan depan.
“Rapat tersebut akan menentukan arah kebijakan ekonomi strategis China di tengah hubungan dagang yang memburuk dengan AS. Hasilnya bisa menjadi pemicu volatilitas baru di pasar keuangan global,” tambahnya.
Sementara itu, harga emas dunia kini diperdagangkan di level 4.232 dolar AS per ons troy, atau sekitar Rp2,27 juta per gram. Lonjakan harga emas yang terus berlanjut ini menandai kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global.
“Emas masih menjadi aset lindung nilai paling aman di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dunia. Setiap kali pasar meragukan prospek pertumbuhan, emas cenderung mencetak rekor baru,” pungkas Gunawan. (id09)