Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Harga Emas Cetak Rekor Tembus USD 3.900, Rupiah Melemah Di Awal Pekan

Harga Emas Cetak Rekor Tembus USD 3.900, Rupiah Melemah Di Awal Pekan
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi baru di level USD 3.923 per ons troy, didorong meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sementara itu, nilai tukar Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.570 per dolar AS pada perdagangan awal pekan ini, Senin (6/10).

Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menilai, dinamika pasar keuangan saat ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal dan domestik yang saling bertaut. Dari dalam negeri, rilis data cadangan devisa Indonesia menjadi perhatian pelaku pasar setelah pada Agustus tercatat sebesar USD 150,7 miliar. Sementara pekan ini juga akan diramaikan oleh rilis Indeks Kepercayaan Konsumen, serta data penjualan kendaraan roda dua dan roda empat.

“Pelaku pasar akan lebih banyak mencermati sentimen fundamental hingga pertengahan pekan. Sejumlah data ekonomi domestik akan memberi warna pada pergerakan rupiah dan IHSG, meski arah utama masih dipengaruhi kondisi global,” ujar Gunawan di Medan, Senin (6/10).

Dari pasar global, Gunawan menjelaskan, perhatian utama investor tertuju pada pidato Gubernur The Fed, serta data ketenagakerjaan AS, termasuk klaim pengangguran mingguan dan tingkat pengangguran yang akan dirilis pada akhir pekan.

“Yield US Treasury tenor 10 tahun yang naik ke level 4,142%, serta penguatan Indeks Dolar AS ke 98,03, menjadi pemicu pelemahan rupiah. Namun di sisi lain, hal ini justru memperkuat permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai,” tambahnya.

Kondisi itu membuat IHSG dibuka menguat di level 8.155, sejalan dengan kinerja mayoritas bursa Asia yang bergerak di zona hijau. Meski begitu, Gunawan menilai pergerakan indeks masih akan cenderung terbatas akibat tekanan eksternal.

“Investor di pasar saham masih optimistis, tetapi ruang penguatan cenderung sempit karena tekanan dari arah mata uang dan pasar obligasi global masih cukup besar,” ujarnya.

Gunawan menambahkan, reli harga emas yang kini menembus Rp2,1 juta per gram di pasar domestik menjadi sinyal kuat bahwa kepercayaan investor terhadap dolar AS mulai luntur. Faktor politik di Amerika Serikat, terutama ancaman penutupan pemerintahan (government shutdown), turut mempercepat arus dana ke instrumen logam mulia.

“Emas kembali jadi pilihan utama karena dianggap paling aman di tengah gejolak global dan ketidakpastian kebijakan fiskal di AS,” tutup Gunawan. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE