Ekonomi

Harga Jagung Mahal, Ancaman Kenaikan Harga Pakan Hingga Daging

Harga Jagung Mahal, Ancaman Kenaikan Harga Pakan Hingga Daging
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Harga jagung pipilan di pasar Sumatera Utara saat ini masih bergerak tinggi, berada di kisaran Rp7.200 hingga Rp7.500 per kilogram. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran akan terjadinya efek berantai terhadap kenaikan harga pakan ternak dan produk protein hewani.

Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa hasil observasi di lapangan menunjukkan banyak petani maupun perusahaan pakan ternak pesimistis harga jagung bisa turun dalam waktu dekat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Sebagian pelaku usaha bahkan meyakini harga jagung masih akan bertahan mahal hingga Maret 2026 mendatang,” ujar Gunawan.

Ia menjelaskan, mahalnya harga jagung tidak hanya berdampak pada potensi kenaikan harga daging ayam dan telur, tetapi juga mendorong industri pakan ternak mencari bahan substitusi yang lebih murah. Salah satu yang mulai diperebutkan adalah olahan singkong atau gaplek.

“Perebutan bahan baku pakan dari gaplek mulai mencuat. Ini memicu keluhan dari peternak sapi karena bahan pakan mereka mulai tersaingi oleh kebutuhan pakan unggas, khususnya ayam broiler,” jelasnya.

Gunawan mengungkapkan, peternak sapi mulai mengeluhkan dampak berantai dari mahalnya harga jagung yang berpotensi meningkatkan harga pokok produksi sapi potong. Jika biaya produksi terus naik, risiko kenaikan harga jual daging sapi menjadi semakin besar.

Meski konsumsi daging sapi belakangan ini meningkat seiring pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Gunawan menilai peternak tetap menghadapi tekanan serius.

“Di luar kebutuhan MBG, konsumsi daging sapi masyarakat justru cenderung menurun. Selain itu, ada kekhawatiran dapur MBG akan mengalihkan sumber protein ke bahan substitusi lain yang lebih murah,” katanya.

Menurut Gunawan, tanpa kebijakan impor jagung, harga masih sulit untuk ditekan dalam jangka pendek. Program swasembada pangan yang tengah digencarkan pemerintah berpotensi terganggu jika persoalan pasokan jagung tidak segera diantisipasi.

“Ini menunjukkan bahwa eksekusi program MBG belum sepenuhnya diimbangi dengan kesiapan produksi bahan baku lokal yang stabil dari sisi harga,” tegasnya. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE