Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Harga Minyak Naik, OPEC+ Tahan Laju Kenaikan Produksi Mulai Oktober

Harga Minyak Naik, OPEC+ Tahan Laju Kenaikan Produksi Mulai Oktober
Harga minyak naik pada perdagangan awal Senin, memangkas sebagian kerugian pekan lalu, setelah OPEC+ sepakat pada akhir pekan untuk menaikkan produksi dengan laju yang lebih lambat mulai Oktober 2025, seiring ekspektasi permintaan global yang melemah. (Reuters)
Kecil Besar
14px

TOKYO (Waspada.id): Harga minyak naik pada perdagangan awal Senin, memangkas sebagian kerugian pekan lalu, setelah OPEC+ sepakat pada akhir pekan untuk menaikkan produksi dengan laju yang lebih lambat mulai Oktober 2025, seiring ekspektasi permintaan global yang melemah.

Dilansir dari Reuters, Senin (8/9/2025), minyak mentah Brent naik 34 sen, atau 0,5%, menjadi $65,84 per barel pada pukul 00.47 GMT, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 30 sen, atau 0,5%, menjadi $62,17 per barel.

Kedua patokan harga itu turun lebih dari 2% pada Jumat lalu setelah laporan pekerjaan AS yang lemah memperburuk prospek permintaan energi. Sepanjang pekan lalu, harga anjlok lebih dari 3%.

OPEC+, yang mencakup Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) beserta Rusia dan sekutunya, pada Minggu sepakat untuk kembali menaikkan produksi minyak mulai Oktober. Langkah itu didorong oleh Arab Saudi selaku pemimpin, yang berupaya merebut kembali pangsa pasar, meski laju kenaikan lebih lambat dibanding bulan-bulan sebelumnya.

OPEC+ telah meningkatkan produksi sejak April setelah bertahun-tahun melakukan pemangkasan untuk menopang pasar minyak. Namun, keputusan terbaru untuk kembali meningkatkan pasokan cukup mengejutkan di tengah ancaman kelebihan pasokan minyak pada musim dingin di belahan bumi utara.

Delapan anggota OPEC+ akan menaikkan produksi mulai Oktober sebesar 137.000 barel per hari, jauh di bawah kenaikan bulanan sekitar 555.000 barel per hari pada September dan Agustus, serta 411.000 barel per hari pada Juli dan Juni.

“Pasar minyak sedikit rebound, didukung oleh sentimen lega terhadap kenaikan produksi OPEC+ yang moderat serta rebound teknikal setelah penurunan pekan lalu,” kata Toshitaka Tazawa, analis di Fujitomi Securities.

“Ekspektasi pasokan yang lebih ketat akibat potensi sanksi baru AS terhadap Rusia juga turut memberi dukungan,” tambahnya, sembari menegaskan bahwa tekanan turun kemungkinan tetap ada seiring OPEC+ terus menambah produksi dan pasokan melonggar.

Rusia meluncurkan serangan udara terbesar sejak perang di Ukraina dimulai, membakar gedung pemerintahan utama di pusat Kyiv dan menewaskan sedikitnya empat orang, termasuk seorang bayi, kata pejabat Ukraina pada Minggu.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Minggu bahwa sejumlah pemimpin Eropa akan mengunjungi Amerika Serikat pada Senin dan Selasa untuk membahas cara mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Trump menambahkan bahwa ia “tidak senang” dengan kondisi perang saat ini, setelah ditanya wartawan terkait serangan udara besar Rusia. Namun ia kembali menyatakan yakin bahwa perang itu akan segera berakhir.

Uni Eropa tetap pada rencananya untuk menghentikan ketergantungan pada minyak Rusia pada 2028, kata kepala energi blok tersebut kepada Reuters pada Jumat, seraya menambahkan bahwa ia belum mendapat tekanan dari Washington untuk mempercepat tenggat tersebut. (Rtr)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE