Ekonomi

Hujan Deras Picu Kenaikan Harga Cabai Di Sumut, Warga Diminta Tetap Tenang

Hujan Deras Picu Kenaikan Harga Cabai Di Sumut, Warga Diminta Tetap Tenang
Curah hujan tinggi yang mengguyur Sumatera Utara (Sumut) selama dua hari terakhir mulai berdampak pada harga kebutuhan pokok, khususnya komoditas hortikultura. Harga cabai di sejumlah pasar tradisional tercatat melonjak tajam akibat gangguan distribusi dan produksi.
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Curah hujan tinggi yang mengguyur Sumatera Utara (Sumut) selama dua hari terakhir mulai berdampak pada harga kebutuhan pokok, khususnya komoditas hortikultura. Harga cabai di sejumlah pasar tradisional tercatat melonjak tajam akibat gangguan distribusi dan produksi.

Ketua Tim Pemantau Harga Kebutuhan Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa berdasarkan data dari PIHPS, harga rata-rata cabai merah di Kota Medan sebelumnya berada di level Rp51.100 per kilogram pada 25 November, kini melonjak ke kisaran Rp72.700 per kilogram.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Lonjakan paling terasa terjadi pada cabai merah. Sementara cabai rawit juga naik dari sebelumnya Rp37.200 per kilogram menjadi sekitar Rp44.100 per kilogram,” ujar Gunawan, Rabu (26/11).

Menariknya, harga cabai hijau justru mengalami penurunan. Dari hasil pemantauan langsung di lapangan, komoditas ini diperdagangkan di kisaran Rp20.000 per kilogram, lebih rendah dibanding hari-hari sebelumnya.

Menurut Gunawan, komoditas hortikultura menjadi yang paling terdampak akibat hujan deras yang melanda sejumlah wilayah di Sumut.

“Hujan lebat ini mengganggu proses distribusi dan produksi. Selain itu, adanya bencana di beberapa daerah memperparah kondisi pasokan,” jelasnya.

Ia menambahkan, bencana yang terjadi di wilayah Sumut maupun di daerah pemasok luar provinsi membuat pergerakan harga komoditas hortikultura menjadi tidak wajar.

“Harga bergerak anomali dan melebar dari harga keekonomiannya. Daerah terdampak seperti Kabupaten Tapanuli Selatan juga berpotensi mengalami lonjakan harga serupa,” ungkap Gunawan.

Meski demikian, Gunawan memproyeksikan lonjakan harga cabai dan komoditas hortikultura ini bersifat sementara.

“Kami perkirakan harga akan kembali turun setelah kondisi cuaca membaik dan distribusi kembali normal. Dalam kondisi normal, harga akan kembali ke titik keseimbangan yang tidak jauh dari harga pada 25 November, tentu dengan catatan tidak ada bencana susulan,” terangnya.

Sementara itu, untuk komoditas pangan sumber protein seperti daging ayam dan telur ayam, kenaikan harga lebih disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, khususnya harga jagung yang masih bertahan di kisaran Rp7.200 hingga Rp7.500 per kilogram.

Berdasarkan hasil pemantauan tim, harga daging ayam saat ini berada di kisaran Rp32.000 hingga Rp40.000 per kilogram, sedangkan harga telur ayam ditransaksikan di kisaran Rp1.600 hingga Rp2.200 per butir.

“Kenaikan harga protein ini diperkirakan masih akan bertahan setidaknya hingga awal tahun 2026. Bencana alam tidak memberikan dampak signifikan terhadap harga komoditas protein ini,” tutup Gunawan. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE