MEDAN (Waspada.id): Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (11/11) seiring dengan sentimen positif dari kenaikan data kepercayaan konsumen domestik. Sementara itu, harga emas dunia kembali menembus level USD 4.100 per ons troy di tengah ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan inflasi Amerika Serikat (AS).
Data terbaru menunjukkan indeks kepercayaan konsumen Indonesia naik menjadi 121,2 pada Oktober 2025, meningkat dari posisi bulan sebelumnya di level 116. Peningkatan ini menjadi katalis positif bagi pasar saham setelah sebelumnya IHSG sempat dilanda aksi ambil untung (profit taking) dan ditutup melemah tipis.
Pengamat Pasar Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa kenaikan indeks kepercayaan konsumen menegaskan daya beli masyarakat masih terjaga di tengah ketidakpastian global.
“Kenaikan indeks kepercayaan konsumen menjadi sinyal bahwa optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi membaik. Hal ini memberikan sentimen positif bagi IHSG yang berpotensi bergerak di kisaran 8.370–8.470 pada perdagangan hari ini,” ujar Gunawan di Medan, Selasa (11/11).
Gunawan menambahkan, mayoritas bursa saham di Asia juga bergerak di zona hijau, sejalan dengan optimisme terhadap data ekonomi domestik. IHSG pada pembukaan perdagangan tercatat menguat di level 8.437 dan berpeluang melanjutkan tren positif jika rilis data penjualan ritel dan penjualan mobil menunjukkan hasil yang baik.
“Pasar saat ini cenderung wait and see menantikan rilis data inflasi AS yang dijadwalkan Kamis mendatang. Angka inflasi itu akan sangat menentukan arah pergerakan rupiah,” jelasnya.
Pada sesi perdagangan pagi, rupiah melemah ke level Rp16.700 per dolar AS, meski Gunawan menilai pelemahan tersebut masih dalam kisaran terbatas antara Rp16.670–Rp16.730 per dolar AS.
“Jika inflasi AS lebih rendah dari ekspektasi, maka peluang rupiah untuk menguat kembali sangat terbuka karena pasar akan memperkirakan The Fed segera memangkas suku bunga acuannya,” tambah Gunawan.
Sementara itu, harga emas dunia terus menguat dan kini mencapai USD 4.131 per ons troy, atau sekitar Rp2,22 juta per gram.
Menurut Gunawan, penguatan harga emas disebabkan oleh ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga AS yang dapat menekan dolar.
“Harga emas berpeluang naik lebih tajam jika inflasi AS menurun. Penurunan inflasi akan memunculkan kembali spekulasi pemangkasan bunga acuan The Fed, yang pada akhirnya memberi ruang bagi penguatan harga emas,” pungkasnya. (id09)












