JAKARTA (Waspada): Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Julius Bhayangkara mengatakan, industri asuransi dituntut tumbuh dan mengembangkan tingkat kepercayaan publik (masyarakat), terutama di kota-kota kecil di daerah. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan minat publik berasuransi yang saat ini masih relatif rendah.
“Terlebih lagi bagi perusahaan asuransi yang sudah menjadi market leader, tingkat kepercayaan publik harus di jaga betul. Ini penting agar nasabah mempercayai asuransinya untuk waktu yang lama,” kata Julius dalam ajang Insurance Market Leaders Award 2025 di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Sementara Komisaris Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Aviliani mengatakan, densitas asuransi merupakan ukuran rata-rata pendapatan masyarakat yang disisihkan untuk produk asuransi dalam satu tahun,. Sedangkan penetrasi asuransi adalah dana industri asuransi yang dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ASEAN Insurance Surveillance Report 2022, penetrasi asuransi di Indonesia masih berada pada level 2,7 persen, lebih rendah dari Singapura 12,5 persen, Malaysia 3,8 persen, dan Thailand 4,6 persen.
“Densitas asuransi di Indonesia pada akhir 2022 berada pada level Rp1.923.380. OJK menargetkan densitas asuransi hingga Rp2.400.000 pada 2027,” jelas Aviliani.
Karena industri asuransi cermin pertumbuhan ekonomi dan harus memupuk tingkat keperayaan nasabah, dibarengi keterbukaan informasi dari industri asuransi kepada calon nasabah. Sehingga akan tercipta keunggulan produk asuransi di pasaran atau menjadi market leader yang diminati masyarakat.
Untuk Tahun ini, dalam ajang Insurance Market Leaders Award 2025, Media Asuransi memberikan apresiasi kepada 106 perusahaan di industri asuransi yang menjadi market leaders.
Ajang penghargaan yang sudah berjalan ketujuh kali ini diberikan kepada perusahaan asuransi dan reasuransi serta pialang asuransi dan reasuransi serta penilai kerugian (adjuster) atas kinerja terbaik mereka di tahun 2024.
“Acara ini bertujuan untuk mendorong inovasi dan kinerja yang lebih baik di industri perasuransian Indonesia,” kata Pimpinan Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) Mucharor Djalil dalam keterangannya.
LRMA tahun ini melakukan kajian terhadap laporan keuangan 2024 (audited) perusahaan asuransi jiwa, asuransi umum, reasuransi (konvensional dan syariah), asuransi jiwa syariah (full fledged dan unit) serta asuransi umum syariah (full fledged dan unit syariah).
Selain itu melakukan kajian atas Data Statistik Perasuransian 2023 dari OJK untuk industri pialang asuransi, pialang reasuransi, dan penilai kerugian asuransi.
Pada 2025 ini, LRMA membagi seluruh industri perasuransian ke dalam 11 kelompok. Untuk pertama kalinya LRMA melakukan pemisahan kelompok nasional dan joint venture di industri asuransi jiwa, asuransi umum, dan pialang asuransi. Pemisahan ini sesuai yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam data statistik yang dipublikasikan.
Hasilnya ada 10 perusahaan asuransi jiwa menjadi market leader dari 22 total perusahaan di kelompok ini. Selanjutnya ada 11 perusahaan jiwa joint venture dari 22 total perusahaan di kelompok yang sama.
“Kemudian ada 16 market leaders perusahaan umum nasional, dari 42 total perusahaan di kelompok ini. Serta ada 10 market leaders perusahaan umum joint venture, dari 20 total perusahaan di kelompok tersebut,” ujar Djalil.
Untuk kelompok perusahaan asuransi jiwa syariah (full fledged dan unit syariah) ada lima market leaders dari keseluruhan asuransi jiwa syariah yang berjumlah 28. Serta ada lima market leaders asuransi umum syariah (full fledged dan unit syariah) dari 21 asuransi umum syariah di kelompok ini.
“Sementara itu untuk kelompok perusahaan reasuransi, ada empat market leaders dari total sembilan reasuransi (gabungan konvensional dan syariah),” ungkapnya.
Sedangkan di kelompok pialang asuransi, ada 15 market leaders pialang asuransi nasional dari 135 total perusahaan pialang asuransi di kelompok ini. Kemudian ada empat market leaders di kelompok pialang asuransi joint venture dari total 10 perusahaan.
Selanjutnya, di kelompok pialang reasuransi ada 16 perusahaan market leaders dari 41 pialang reasuransi. Serta yang terbaru dari LRMA adalah ada 10 perusahaan market leaders di kelompok penilai kerugian asuransi (adjuster) dari total 27 perusahaan di kelompok ini.
Dalam kesempatan ini Mucharor Djalil menyampaikan, ini merupakan penghargaan Market Leaders yang ke-7 kalinya sejak pertama kali diselenggarakan pada 2019.
“Artinya kajian kami mengenai Market Leaders sejak 2014 sudah meliputi seluruh pelaku industri asuransi Indonesia sebagai suatu ekosistem,” paparnya.
Perusahaan-perusahaan yang seringkali meraih penghargaan Insurance Market Leaders Award, umumnya menjadi tolok ukur bagi perusahaan lain dan turut membentuk lanskap asuransi di Indonesia. (J03)













