MEDAN (Waspada.id): Isu pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) kembali menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan. Pada perdagangan Kamis (11/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 7.781 setelah sebelumnya sempat terkoreksi akibat kebijakan reshuffle kabinet.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa spekulasi terkait langkah The Fed memangkas bunga acuannya membuat pelaku pasar optimistis.
“Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menjadi kabar baik, tidak hanya bagi pasar saham di AS, tetapi juga pasar keuangan di tanah air,” ujarnya.
Menurut Gunawan, penguatan IHSG juga diiringi dengan kinerja rupiah yang stabil. Pada sesi perdagangan pagi, rupiah ditransaksikan menguat tipis di kisaran Rp16.450 per dolar AS.
“Jika The Fed benar-benar memangkas bunga acuannya, maka selisih imbal hasil antara dolar AS dan rupiah akan semakin menyusut. Hal ini tentu memberikan keuntungan bagi mata uang rupiah yang sebelumnya juga sudah didukung kebijakan Bank Indonesia memangkas bunga acuannya lebih dahulu,” katanya.
Lebih lanjut, Gunawan memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di rentang Rp16.400–Rp16.470 per dolar AS. Sementara itu, IHSG diproyeksikan terus menguat mendekati level psikologis 7.800.
Di sisi lain, harga emas dunia terpantau stabil di kisaran US$3.644 per troy ons atau sekitar Rp1,93 juta per gram. Gunawan menilai harga emas sejauh ini masih mampu bertahan dan berpotensi diuntungkan dengan adanya isu pemangkasan bunga acuan The Fed.
“Emas akan tetap menjadi instrumen lindung nilai yang menarik di tengah dinamika kebijakan moneter global. Selama isu pemangkasan bunga Fed terus mencuat, harga emas cenderung mendapat sokongan tambahan,” pungkas Gunawan. (id09)