MEDAN (Waspada.id): Tekanan pasar keuangan domestik akibat isu reshuffle kabinet akhirnya mereda. Pada perdagangan Rabu (10/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,92% ke level 7.699,07, meskipun sempat menembus 7.726 sebelum tertahan di bawah batas psikologis 7.700.
Kenaikan IHSG didorong saham berkapitalisasi besar seperti BBCA, BMRI, BBRI, BBNI, hingga AMMN.
Sementara itu, Rupiah juga menunjukkan perbaikan dengan diperdagangkan di level Rp16.455 per dolar AS, membaik setelah sebelumnya tertekan.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, menilai sentimen reshuffle tidak lagi menjadi isu utama bagi pasar.
“Pasar sudah kembali ke mode normal. Tekanan jual yang sempat menekan IHSG dua hari berturut-turut sebelumnya mulai mereda. Saat ini, investor lebih memperhatikan sentimen ekonomi dibandingkan pergantian menteri di kabinet,” ujarnya.
Dari sisi data ekonomi, Bank Indonesia mencatat Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) turun tipis menjadi 117,2 pada Agustus dari 118,1 di bulan sebelumnya. Meski melemah, level tersebut masih berada di zona optimis.
“Secara keseluruhan, tidak ada data ekonomi besar yang mengganggu kinerja pasar. Dengan sentimen yang terbatas, IHSG dan Rupiah tetap mampu bertahan di zona hijau,” jelas Gunawan.
Sementara itu, harga emas dunia justru bergerak menguat ke level USD 3.655 per ons troy, atau setara sekitar Rp1,94 juta per gram. Kenaikan ini mencerminkan adanya kebutuhan lindung nilai di tengah ketidakpastian global, meskipun sentimen politik dalam negeri sudah mereda. (id09)