JAKARTA (Waspada.id): Negara Kanada akan menjadi primadona tujuan ekspor produk Indonesia. Peluang tersebut bisa terjadi setelah moment Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-Canada CEPA) di tandatangani.
Sejumlah produk Indonesia yang berpotensi jadi primadona baru di pasar Kanada seperti produk tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik ringan, hingga sarang burung walet masuk daftar unggulan.
Perjanjian ini memberi preferensi tarif untuk lebih dari 90 persen produk Indonesia, atau sekitar 6.573 pos tarif. Dari berbagai produk Indonesia tersebut sebagian produk langsung menikmati tarif 0 persen begitu CEPA berlaku.
“Makanan olahan, hasil laut, produk kerajinan berbahan serat alam, peralatan rumah tangga, serta granit dan marmer akan langsung mendapat manfaat besar,” keterangan Menteri Perdagangan Budi Santoso, Kamis (25/9/2025).
Penandatanganan CEPA dilakukan Budi bersama Menteri Perdagangan Internasional Kanada, Maninder Sidhu, disaksikan Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney di Ottawa, Rabu (24/9/2025).
“Penandatanganan ini baru awal. Tugas kita selanjutnya adalah memastikan perjanjian ini memberi manfaat nyata bagi masyarakat, pelaku usaha, dan investor di kedua negara,” lanjut Budi.
Dia tegaskan, Indonesia terbuka untuk kemitraan karenanya bersama-sama wujudkan pertumbuhan dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Dengan terbukanya akses pasar membuat produk Indonesia semakin kompetitif di Kanada.
Menurut Budi, perjanjian ini juga menjadi bersejarah. Karena Indonesia-Canada CEPA menjadi kesepakatan dagang komprehensif pertama Indonesia dengan negara Amerika Utara, sekaligus perjanjian pertama Kanada dengan Asia Tenggara.
“Indonesia-Canada CEPA menandai babak baru hubungan ekonomi kedua negara. Perjanjian ini membuka akses pasar yang lebih luas, serta memperkuat daya saing produk dan jasa Indonesia di Kanada,” kata Budi.
Timbal Balik
Timbal baliknya, Indonesia juga akan membuka akses 85,54 persen atau sekitar 9.764 pos tarif untuk produk prioritas Kanada. Daftarnya mencakup daging sapi beku, gandum, kentang, hingga makanan hasil laut.
Budi menegaskan, CEPA harus menjadi pintu masuk pelaku usaha dan generasi muda Indonesia untuk menembus pasar Kanada. Ia juga berharap investasi dari perusahaan Kanada makin deras masuk ke Indonesia.
“Dengan hambatan tarif yang kian rendah, peluang ekspor Indonesia makin terbuka. Dari tekstil hingga sarang burung walet, potensi lonjakan ekspor RI ke Kanada terbentang lebar di tahun-tahun mendatang,” tandasnya. (Id88).