Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Kesepakatan IEU-CEPA Tercapai, Produk Indonesia Ke Eropa 0 Persen

Kesepakatan IEU-CEPA Tercapai, Produk Indonesia Ke Eropa 0 Persen
ekspor/ist
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Setelah kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) tercapai, dipastikan 95 persen produk Indonesia ke Eropa akan mendapat fasilitas bebas tarif hingga 0 persen

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menyampaikan hampir seluruh produk Indonesia langsung menikmati tarif 0 persen saat implementasi dimulai.

“Tadi saya bilang di tahun pertama saja, kalau nilainya saja total sudah 99 persen. Kalau itemnya itu kurang lebih 95 persen, itu sudah akan mendapatkan referensi biaya tarif 0 ya,” kata Djatmiko saat ditemui di Menara Kadin, Senin (4/8/2025).

Dia juga memproyeksikan ekspor Indonesia ke Uni Eropa bisa meningkat dua kali lipat saat IU-CEPA diterapkan penuh hingga 2027.

“Yang kita inginnya sih seluruhnya, tapi kan enggak mungkin. Tetap ada berapa dan itu sangat kecil kalau yang dikecualikan oleh Uni Eropa,” ujarnya.

Sektor industri padat karya seperti tekstil, garmen, alas kaki, apparel, dan elektronik diperkirakan menjadi yang paling diuntungkan dari penghapusan tarif ekspor ke Eropa.

Menurutnya, biaya yang lebih efisien akan membuat produk asal Indonesia lebih kompetitif dan membuka tentunya menambah lapangan kerja baru.

Djatmiko menambahkan, Indonesia juga memberi akses lebih luas untuk produk unggulan Uni Eropa yang bersifat komplementer. Termasuk peralatan mesin berteknologi tinggi dan alat kesehatan dari Jerman atau Prancis yang belum bisa diproduksi dalam negeri.

“Nah untuk high-tech ini kita memang memberikan fasilitasi supaya bisa dimanfaatkan oleh sektor industri di Indonesia. Termasuk misalnya alat kesehatan yang kita gak bisa, tapi kita perlu kan,” jelas Djatmiko.

Pemerintah berharap teknologi dari Eropa bisa lebih terjangkau, sehingga bisa mendorong proses industrialisasi dalam negeri.

“Selain itu, Uni Eropa tetap membuka akses bagi produk kelapa sawit Indonesia, baik sebagai bahan baku energi maupun pangan,” ungkap Djatmiko.

Komitmen ini, tegasnya, dianggap penting di tengah kekhawatiran soal kebijakan lingkungan Eropa yang sempat memicu polemik.

Sekedar info, pasar Uni Eropa (UE) sangat besar dengan lebih dari 530 juta konsumen berdaya beli tinggi, sehingga menawarkan peluang ekspor signifikan bagi Indonesia.

Perdagangan bilateral Indonesia–UE terus tumbuh, misalnya pada 2022 nilai perdagangan melonjak 32% mencapai €32,6 miliar, terutama didorong kenaikan ekspor Indonesia ke UE.

Meski demikian, pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan preferensi konsumen Eropa sangat krusial – misalnya standar keamanan pangan, kehalalan atau cruelty-free, dan kepekaan lingkungan.

Berbagai kebijakan UE (seperti regulasi lingkungan dan sertifikasi) menuntut eksportir menyesuaikan produk agar memenuhi persyaratan pasar.

Dengan strategi yang tepat, eksportir pemula maupun berpengalaman bisa memanfaatkan pasar Eropa yang stabil dan bernilai tinggi ini. (Id88)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE