Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Keyakinan Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Tetap Terjaga

Keyakinan Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Tetap Terjaga
Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 117,2.
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 117,2.

“Terjaganya keyakinan konsumen pada Agustus 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap berada pada level optimis. IEK tercatat sebesar 129,2, relatif stabil dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 129,6. Sementara itu, IKE tercatat sebesar 105,1, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya sebesar 106,6,” tulis Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, dalam siaran persnya, Rabu (10/9/2025).

Disebutkan, berdasarkan kelompok pengeluaran, keyakinan konsumen pada Agustus 2025 berada di level optimis untuk seluruh kelompok, dengan IKK tertinggi tercatat pada responden pengeluaran >Rp5 juta (120,9), diikuti oleh responden pengeluaran Rp4,1-5 juta (117,2). Mengacu pada kelompok usia, IKK berada di level optimis pada mayoritas kelompok usia, dengan optimisme tertinggi pada kelompok usia 20-30 tahun.

Secara spasial, IKK mengalami penurunan di sebagian besar kota yang disurvei, terutama di Semarang, Banjarmasin, dan Pontianak. Sementara itu, IKK mengalami peningkatan di sejumlah kota, dengan kenaikan terbesar di Bandar Lampung, Bandung, dan Pangkal Pinang.

Pada Agustus 2025 persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini tetap terjaga, tecermin dari IKE Agustus 2025 sebesar 105,1, meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan dengan 106,6 pada bulan sebelumnya.

“Terjaganya IKE bersumber dari komponen Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG) yang tercatat di level optimis masing-masing sebesar 116,9 dan 105,1. Sementara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) berada di level pesimis sebesar 93,2,” ujarnya.

Secara spasial, sebagian besar kota mengalami penurunan IKE, terutama di Semarang, Medan, dan Mataram. Sementara itu, sejumlah kota mencatatkan peningkatan IKE, terutama di Bandar Lampung, Bandung, dan Pangkal Pinang.

Secara umum, keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini tercatat tetap optimis untuk sebagian besar kelompok konsumen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, indeks tertinggi tercatat pada responden pengeluaran >Rp5 juta (123,8), diikuti oleh pengeluaran Rp3,1-4 juta (118,7). Sementara itu, kelompok pengeluaran Rp1-2 juta mengalami penurunan persepsi terhadap penghasilan saat ini dan berada di level pesimis (99,8).

Dari sisi usia, indeks tertinggi tercatat
pada responden usia 20-30 tahun (124,7), diikuti oleh usia 31-40 tahun (120,0).

Selanjutnya, persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini berada pada zona pesimis (<100). Persepsi responden kelompok pendidikan Sarjana dan Pascasarjana mengalami perbaikan dan berada pada zona optimis dengan indeks masing-masing sebesar 103,7 dan 111,7, sementara kelompok pendidikan SMA dan Akademi/Diploma berada di zona pesimis dengan indeks 88,2 dan 97,5.

“Berdasarkan kelompok usia, seluruh responden pesimis terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini,” ujarnya.

Dari sisi pengeluaran, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods pada kelompok pengeluaran ≥Rp3,1 juta berada dalam zona optimis, sementara kelompok pengeluaran <Rp3,1 juta berada pada zona pesimis.

Berdasarkan kelompok usia, optimisme pembelian barang tahan lama pada kelompok usia 41-50 tahun (105,9) mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya, sementara kelompok usia yang lain mengalami penurunan.

Indeks Ekspektasi Konsumen

Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan diprakirakan terjaga pada level optimis (>100). Hal ini tecermin dari IEK Agustus 2025 sebesar 129,2, relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 129,6.

IEK Agustus 2025 didukung oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) tercatat masing-masing sebesar 136,7 dan 128,2, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 136,4 dan 127,5. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) tetap di level optimis sebesar 122,8, meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 125,0.

Secara spasial, beberapa kota yang tercatat mengalami peningkatan IEK terbesar adalah Bandar Lampung, Medan, dan Bandung. Sedangkan, penurunan IEK terbesar tercatat di Banjarmasin, Pontianak, Denpasar, dan Manado.

Persepsi responden terhadap ekspektasi penghasilan enam bulan ke depan meningkat pada kelompok pengeluaranRp3,1-4 juta (133,5) dan >Rp5 juta (143,8), sementara penurunan optimisme terbesar pada kelompok pengeluaran Rp1-2 juta (121,5).

Berdasarkan kelompok usia, ekspektasi penghasilan pada kelompok usia 41-60 tahun tercatat meningkat, sementara kelompok usia lainnya tercatat turun.

Selanjutnya, prakiraan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang tercatat menurun pada seluruh tingkat pendidikan, kecuali pada tingkat pascasarjana yang meningkat menjadi sebesar 142,7.

Berdasarkan kelompok usia, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja tetap berada pada level optimis namun menurun, kecuali kelompok usia 51-60 tahun yang meningkat menjadi sebesar 119,4.

Ekspektasi konsumen terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan tercatat meningkat. Kelompok pengeluaran ≥Rp4,1 juta mengalami peningkatan optimisme, sementara kelompok pengeluaran <Rp4,1 juta mengalami penurunan optimisme.

Berdasarkan kelompok usia, indeks meningkat untuk kelompok 51-60 tahun (122,7) sedangkan kelompok usia lainnya tercatat menurun.

Kondisi Keuangan Konsumen

Pada Agustus 2025, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat sebesar 74,8%, lebih rendah dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 75,4%.

Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) pada Agustus 2025 sebesar 11,4%, lebih tinggi dibandingkan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar sebesar 10,9%. Lebih lanjut, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) pada Agustus 2025 relatif stabil sebesar 13,7%.

Proporsi konsumsi terhadap pendapatan terindikasi menurun pada sebagian kelompok pengeluaran, terutama Rp1-2 juta (76,5%) dan Rp3,1-4 juta(73,9%). Sementara itu, porsi pendapatan untuk pembayaran cicilan mengalami peningkatan terutama juga pada kelompok pengeluaran Rp1-2 juta (9,6%) dan Rp3,1-4 juta (12,1%). (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE