JAKARTA (Waspada): Saat ini harga beras dunia turun, namun pemerintah berkomitmen tetap menjaga harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram (kg).
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, menanggapi kemungkinan penurunan harga beras dalam negeri seiring turunnya harga beras di tingkat dunia.
“Komitmen pemerintah, seperti yang dikatakan Pak Prabowo selalu sampaikan agar petani kita dijaga. Jadi Rp6.500 [per kg] GKP, mau harga naik, harga turun, tetap di beli Bulog segitu,” kata Arief saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jumat (16/5/2025).
Arief mengeklaim, harga beras di dalam negeri saat ini relatif stabil, baik di tingkat petani maupun konsumen. Dia juga mengatakan, stok cadangan beras pemerintah di gudang Bulog saat ini bahkan mencapai 3,7 juta ton.
“Kalau kita punya stok banyak, punya cadangan pangan pemerintah, seperti dengan Perpres No.125/2022, kita bisa lihat hasilnya seperti hari ini,” jelasnya.
Meninjau Panel Harga Bapanas, Jumat (16/5/2025), pukul 14.24 WIB, harga rata-rata GKP di tingkat petani mencapai Rp6.614 per kg atau turun 0,15% dibanding hari sebelumnya.
Sementara itu, harga beras dengan kualitas medium di tingkat konsumen secara rata-rata nasional berada di level Rp13.740 per kg, atau 9,92% dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp12.500 per kg.
Kantor berita Reuters melaporkan (Kamis, 15/5/2025), bahwa harga beras dunia merosot ke titik terendah pada April 2025. Kondisi ini dipicu oleh stok yang melimpah dari India dan Asia.
Anjloknya harga beras dunia pada April 2025 terjadi usai India mencabut pembatasan ekspor gandum yang diberlakukan pada 2022, menyebabkan harga ekspor beras India merosot ke level terendah dalam 22 bulan.
Harga beras di Thailand turun ke level terendah dalam tiga tahun, sedangkan Vietnam merosot ke level terendah dalam hampir lima tahun. (J03)