Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Kredit Modal Kerja Hanya Tumbuh 3 Persen Secara Tahunan

Kredit Modal Kerja Hanya Tumbuh 3 Persen Secara Tahunan
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit modal kerja hanya tumbuh 3,08% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Juli 2025, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2024 yang sebesar 11,6%.

Pertumbuhan kredit modal kerja ini terus menunjukkan tren perlambatan sepanjang 2025. Secara bulanan (month-to-month/MtM), penyaluran kredit modal kerja juga mengalami pelemahan.

“Tercermin dari tren perlambatan sejak akhir 2024, kredit modal kerja sempat tumbuh 8,35% pada Desember 2024, lalu turun menjadi 4,45% pada Juni 2025,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Virtual di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Akan tetapi, lanjutnya, OJK mencatat secara umum kredit tumbuh 7,03% secara tahunan (year on year/YoY) sebesar Rp8.043 triliun per Juli 2025, lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya.

“Pertumbuhan kredit secara tahunan ini juga jauh lebih rendah dibandingkan capaian Juli 2024 yang mencapai 12,40%, bahkan perlambatan juga terlihat secara bulanan. Sebelumnya (pertumbuhan per Juni 2025) tercatat 7,77% menjadi Rp8.043 triliun,” terang Dian Ediana.

Meski demikian, OJK menyatakan sektor jasa keuangan tetap terjaga stabil dan resilien di tengah dinamika global dan domestik termasuk dari dampak demonstrasi yang berujung perusakan pekan lalu.

OJK juga telah meminta lembaga jasa keuangan untuk memberikan kemudahan akses dan penyediaan pembiayaan bagi masyarakat yang terdampak kejadian tersebut.

“Secara fundamental, OJK menilai indikator sektor jasa keuangan menunjukkan tingkat permodalan yang solid, likuiditas masih memadai, dan profil risiko yang terkendali,”
kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.

Di pasar saham, sambungnya, di bulan Agustus Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif bahkan sempat menyentuh all time high.

“Meski pasar sempat merespon gejolak yang terjadi (aksi demo) l dan berdampak pada peningkatan volatilitas, namun saat ini terpantau dampaknya relatif masih terbatas,” jelas Mahendra. (id88)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE