Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Lewat ASEAN Power Grid, PLN Dorong Integrasi Sistem Energi Lintas Negara

Lewat ASEAN Power Grid, PLN Dorong Integrasi Sistem Energi Lintas Negara
Foto bersama Head of Delegations saat menghadiri The 41st HAPUA Council Meeting di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagai wujud kolaborasi lintas negara Asia Tenggara dalam memperkuat sistem interkoneksi kelistrikan di kawasan.
Kecil Besar
14px

LABUAN BAJO (Waspada.id): PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi energi lintas negara di kawasan Asia Tenggara melalui pembangunan ASEAN Power Grid (APG). Langkah ini dinilai penting untuk mempercepat transisi menuju energi bersih sekaligus memperkuat ketahanan energi regional.

Komitmen tersebut disampaikan dalam agenda The 41st Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities (HAPUA) Council Meeting yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (3/10) lalu.

Direktur Eksekutif ASEAN Centre for Energy (ACE), Ir. Ts. Abdul Razid Dawood, menyebut proyek APG sebagai tonggak penting integrasi energi di Asia Tenggara.

“ASEAN Power Grid akan meningkatkan ketahanan energi bagi seluruh negara anggota ASEAN. Tantangannya adalah memastikan keterjangkauan dan keberlanjutan energi demi target penurunan emisi karbon,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar menegaskan, hasil pertemuan HAPUA tahun ini menjadi fondasi penyusunan ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Phase III 2026–2030.

“Fase baru ini menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, peningkatan ketahanan energi, dan transformasi energi yang adil serta inklusif,” katanya.

Menurutnya, pada pertemuan 43rd ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) mendatang, para menteri energi ASEAN akan menandatangani dan mengesahkan The Enhanced Memorandum of Understanding of ASEAN Power Grid sebagai langkah konkret memperkuat integrasi energi kawasan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa Indonesia kini tengah menjalankan transformasi besar menuju kemandirian energi berkelanjutan.

“Kami ditugaskan pemerintah untuk menyediakan energi yang terjangkau dan andal, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Energi terjangkau akan mendorong investasi, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” jelas Darmawan.

Ia menambahkan, hingga 2034 Indonesia berencana menambah kapasitas pembangkit baru sebesar 69,5 gigawatt (GW), dengan 76 persen berasal dari energi baru terbarukan (EBT). Namun, pengembangannya masih menghadapi tantangan ketidaksesuaian antara lokasi sumber daya dan pusat permintaan listrik.

Darmawan menilai, interkoneksi jaringan listrik ASEAN dapat menjadi solusi dalam berbagi energi dan menjaga keseimbangan sistem antarnegara.

“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Jalan ke depan adalah kolaborasi – baik dalam strategi, teknologi, investasi, maupun kerja sama regional dan internasional,” pungkasnya. (Rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE