JAKARTA (Waspada): Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pada bulan Mei 2023 total outstanding pinjaman online (pinjol) meningkat menjadi Rp51,46 triliun, dari bulan April lalu sebesar Rp50,53 triliun
“Meski begitu Tingkat Wanprestasi 90 Hari (TWP90) dari pinjol masih terkendali,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono dari hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Juni 2023, Selasa (4/7/2023).
Dijelaskan, TWP90 merupakan ukuran tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo. Untuk saat ini TWP90 itu berada di kisaran 3,36 persen.
Ogi menjelaskan, sepanjang monitoring OJK, TWP90 peer to peer landing tertinggi terjadi pada Agustus 2020 atau masa awal pandemi Covid-19.
“Di awal-awal pandemi Covid-19 itu, TWP90 pada saat Agustus 2020 itu bahkan mencapai di level 8,88 persen,” ujarnya.
Kemudian dalam perjalanan waktu, tingkat TWP90 tersebut menurun di kisaran antara 2,8 persen sampai 3,3 persen.
“Saat ini, TWP90 hari itu di kisaran 3,36 persen. Kami anggap itu masih cukup baik ya,” imbuh Ogi.
Kredit Tumbuh
Pada Mei 2023, kredit perbankan tumbuh 9,39 persensecara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp6.577 triliun, didorong pertumbuhan kredit investasi sebesar 12,69 persen.
“Pertumbuhan kredit bank umum swasta nasional tumbuh tertinggi, yaitu sebesar 15,2 persen year on year,” terang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae.
Namun seiring pengetatan likuiditas global, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2023 melambat menjadi 6,55 persen year on year atau sebesar Rp 8.007 triliun.
“Meski demikian, likuiditas industri perbankan pada Mei 2023 dalam level memadai dengan rasio likuiditas sangat terjaga,” tutur Dian.
Terlihat dari rasio Alat Likuid kepada Non Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid DPK (AL/DPK) naik masing-masing menjadi 123,27 persen dan 27,52 persen.
Pada posisi pasar saham terpantau melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Juni 2023 menguat sebesar 0,43 persen month to date atau sejak awal Juni ke level 6.661.
Kendati IHSG menguat, investor asing atau non residen tercatat keluar dari pasar saham tanah air senilai Rp4,4 triliun sejak awal Juni hingga akhir Juni 2023.
“Meski non residen mencatatkan outflow sebesar Rp4,4 triliun month to date,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi
Penguatan IHSG sepanjang Juni 2023 tersebut, lanjutnya, ditopang oleh dua sektor, yaitu di sektor transportasi dan logistik serta keuangan. (J03)