Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

NTP Sumut Meroket Di Tengah Mahalnya Cabai

NTP Sumut Meroket Di Tengah Mahalnya Cabai
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Di balik keluhan masyarakat atas harga cabai merah yang sempat menembus Rp100 ribu per kilogram pada September lalu, terselip kabar baik dari sektor pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman hortikultura di Sumatera Utara melonjak signifikan dari 95,46 pada Agustus menjadi 107,07 pada September 2025, atau naik sekitar 12,17 persen.

Kenaikan ini terjadi seiring lonjakan harga cabai yang lebih dari dua kali lipat dalam sebulan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Sumut pada September mencapai 0,65 persen (mtm) dan 5,32 persen (yoy), dengan cabai sebagai penyumbang utama.

Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa lonjakan harga cabai memang memberi beban bagi konsumen, namun pada sisi lain menjadi stimulus positif bagi sektor pertanian.

“Kenaikan harga cabai yang sempat menembus Rp110 ribu per kilogram jelas menguntungkan petani. Mereka mendapatkan tambahan modal dan bisa kembali menanam dengan kapasitas lebih baik. Itu artinya, pasokan cabai ke depan akan terjaga,” ujar Gunawan, Minggu (5/10).

Menurutnya, peningkatan NTP menunjukkan bahwa kesejahteraan petani membaik karena pendapatan mereka naik lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya produksi. “Ketika NTP di atas 100, artinya posisi petani secara ekonomi relatif lebih kuat dibanding bulan sebelumnya,” tambahnya.

Namun di sisi lain, Gunawan tak menampik bahwa harga tinggi sempat menekan daya beli masyarakat. “Konsumen memang menjadi pihak yang dirugikan dalam jangka pendek. Belanja rumah tangga tertekan, pedagang juga ikut terdampak karena volume transaksi menurun,” katanya.

Meski begitu, ia menilai kondisi ini tetap membawa sinyal positif bagi stabilitas harga jangka menengah. Dengan petani yang kembali memiliki kemampuan produksi, suplai cabai diperkirakan akan meningkat pada Oktober hingga November mendatang.

“Harga cabai masih mahal untuk sementara, tapi saya optimis akan turun dalam waktu dekat. Jika cuaca mendukung dan pasokan dari daerah lain seperti Aceh, Jambi, dan Sumatera Barat lancar, maka harga bisa kembali normal,” ungkap Gunawan.

Ia menambahkan, pasokan cabai untuk Sumut saat ini juga banyak datang dari luar daerah, termasuk Jambi, Sumatera Selatan, dan Jawa. Namun kondisi ini akan berangsur membaik ketika panen raya tiba di sejumlah sentra produksi.

“Variabel cuaca masih menjadi faktor paling sulit diprediksi. Tapi jika tidak ada gangguan besar, kita bisa berharap harga cabai turun mulai November,” tutup Gunawan. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE