EkonomiNusantara

OJK Catat Kenaikan NPL Di Sektor UMKM

OJK Catat Kenaikan NPL Di Sektor UMKM
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) /ist
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, terjadi kenaikan non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono meminta industri penjaminan segera menerapkan sejumlah langkah strategis di tengah kenaikan NPL UMKM tersebut.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Sebab, lanjutnya, tingkat NPL kredit UMKM yang masih relatif tinggi berpotensi berdampak pada industri penjaminan.

“Karena risiko kredit perbankan turut memengaruhi klaim yang harus ditanggung perusahaan penjaminan,” jelasnya di Jakarta, di kutip Kamis (26/11/2025).

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan kredit macet di sektor UMKM, OJK pun mendorong industri penjaminan menerapkan langkah strategis,

Di antaranya membentuk pencadangan klaim yang cukup dan konservatif serta memantau pengakuan pendapatan secara aktual dengan memperhitungkan liabilitas masa depan. Kemudian, mengoptimalkan recovery klaim melalui subrogasi.

“Langkah-langkah ini penting untuk menjaga kesehatan finansial perusahaan dan ketahanan industri penjaminan secara keseluruhan,” ujar Ogi.

Sebelumnya, OJK mengungkapkan rasio NPL UMKM tertinggi dibandingkan dengan kategori kredit lain, meski menunjukkan sinyal perbaikan dari sisi kredit berisiko (loan at risk/LaR).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan rasio NPL UMKM pada Juli 2025 mengalami peningkatan menjadi 4,43%.

“Angka ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 4,41% maupun periode yang sama tahun lalu sebesar 4,05%,” ungkap Dian dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, pekan lalu.

Namun, Dian menyebut bahwa rasio kredit berisiko atau LaR justru mencatat perbaikan. Pada Juli 2025, LaR UMKM turun ke level 12,70%, lebih rendah dibanding posisi sebelum pandemi sebesar 12,74%.

Angka itu juga lebih rendah dibanding Juni 2025 sebesar 12,82%. Menurutnya, perkembangan ini menunjukkan adanya perbaikan kualitas kredit UMKM, meski masih ada tantangan pada rasio NPL UMKM yang relatif tinggi.

“Rasio loan at risk atau LaR UMKM menurun secara bulanan, menunjukkan adanya perbaikan kualitas kredit,” ujarnya.

Dian menyampaikan kredit korporasi menjadi kredit dengan NPL terendah yakni sebesar 1,44%, sedangkan kredit konsumtif memiliki LaR terendah yaitu 8,29% pada Juli 2025.

Kendati memiliki LaR terendah, Dian mengatakan bahwa rasio kredit bermasalah pada kategori ini dalam tren meningkat utamanya sejak 2025.

Tercatat pada Juli 2025, NPL kredit konsumtif meningkat menjadi 2,31%. Angka ini meningkat dibanding bulan lalu 2,25% dan Juli 2024 yang berada pada level 1,87%. (Id88)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE