Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Pariwisata Indonesia Catat Tren Positif, Wisatawan Mancanegara Tumbuh Dua Digit

Pariwisata Indonesia Catat Tren Positif, Wisatawan Mancanegara Tumbuh Dua Digit
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana bersama Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa saat menyampaikan “Laporan Kinerja Bulanan”, di Jakarta baru-baru ini.
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Kementerian Pariwisata melaporkan kinerja pariwisata nasional menunjukkan tren positif sepanjang 2025. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) terus mengalami pertumbuhan signifikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juli 2025 jumlah kunjungan wisman menembus 1,48 juta kunjungan, atau naik 13,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Malaysia tetap menjadi penyumbang terbesar dengan 212.113 kunjungan, disusul Australia (173.241) dan Tiongkok (144.531).

Secara kumulatif Januari–Juli 2025, kunjungan wisman tercatat 8,53 juta, tumbuh +10,04 persen dibandingkan tahun lalu. Angka ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan wisatawan nasional yang hanya +1,79 persen atau setara 5,44 juta perjalanan.

“Kami optimistis tren ini akan terjaga hingga akhir tahun,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam paparan Laporan Kinerja Bulanan, di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, pergerakan wisatawan nusantara pada Juli 2025 melonjak tajam menjadi 100,2 juta perjalanan, atau tumbuh +29,72 persen secara tahunan. Lonjakan ini dipengaruhi momentum libur sekolah, dan mendorong pertumbuhan kumulatif Januari–Juli sebesar +19,25 persen.

Sebaliknya, perjalanan wisatawan Indonesia ke luar negeri justru turun -5,24 persen, dari 918,05 ribu perjalanan pada Juli 2024 menjadi 869,93 ribu pada Juli 2025. Kondisi ini menunjukkan preferensi masyarakat lebih condong menikmati wisata dalam negeri.

Kementerian Pariwisata menegaskan pencapaian ini turut memperbesar selisih kunjungan wisman terhadap wisatawan nasional, dari 2,41 juta pada 2024 menjadi 3,09 juta pada 2025. Artinya, sektor pariwisata semakin kuat berkontribusi pada devisa negara.

Meski demikian, tantangan masih ada. Tingkat okupansi hotel nasional pada Juli 2025 turun 3,57 poin persentase dibanding tahun lalu, dan secara kumulatif Januari–Juli juga turun 3,54 poin persentase. Kondisi ini dipengaruhi dua faktor: pergeseran preferensi wisatawan ke akomodasi alternatif, serta pertumbuhan jumlah kamar hotel yang lebih cepat daripada jumlah wisatawan sehingga memunculkan indikasi oversupply.

Namun jumlah kamar terisi tetap naik signifikan, mencapai 7,56 juta kamar pada Juli (+13,18 persen), dan kumulatif 45,73 juta kamar (+11,79 persen). Kenaikan ini diperkirakan didorong event-event besar dan kegiatan MICE di sejumlah kota.

“Aktivitas semacam ini menjadi penggerak okupansi sekaligus menghidupkan industri perhotelan,” kata Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa.

Kemenparekraf menegaskan akan terus memperkuat strategi promosi, pengembangan destinasi, dan kolaborasi dengan pelaku industri demi membangun ekosistem pariwisata yang inklusif serta berkelanjutan. (id09/rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE