Jakarta (Waspada.id): Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang juga Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag), Prof. Dr. Kamaruddin Amin menyoroti masih banyaknya aset wakaf yang belum produktif. Dari catatan BWI, ada 450 ribu titik wakaf yang berpotensi menghasilkan dana wakaf mencapai 2 ribu triliun rupiah. Dan jumlah itu terus tumbuh 5 sampai 6 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia negara maju dalam dunia wakaf,” katanya saat membuka kegiatan diskusi bertajuk ‘Wakafpreneur: Optimizing Waqf Assets Toward Economic Equity and Prosperity’ yang digelar Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) di Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Untuk itu, menurutnya perlu peningkatan kualitas nazir wakaf sebagai bagian dari ekosistem penting dalam dunia perwakafan.
“Nazir wakaf kurang. Ini ekosistem penting dalam dunia perwakafan. Kualitas nazir ditingkatkan secara masif di Indonesia dan kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat. Kapasitas nazir harus baik. Kalau tak kompeten, maka perwakafan tidak bergerak,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan wakaf memiliki peran fundamental dalam berbagai sektor kehidupan bangsa. Dalam bidang pendidikan, misalnya, banyak madrasah atau kampus yang berdiri di atas tanah wakaf.
“Kalau tanpa wakaf, bisa kolaps,”ujarnya.
Ada juga kenyataan bahwa 1.100 KUA berdiri di atas tanah wakaf. Jadi, lanjut Kamaruddin, kontribusi wakaf fundamental dalam proses berbangsa dan bernegara.
Dia juga menyebutkan banyak contoh tanah wakaf yang telah diproduktifkan, bahkan sudah ditanami dengan aneka tumbuhan potensial seperti sayur dan buah serta tanaman lain yang punya nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.
“Ini harus ditingkatkan. Teman-teman Forjukafi bisa memfasilitasi adanya upaya produktivitas lahan-lahan wakaf. Wakaf jadi instrumen pengentasan kemiskinan di Indonesia,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden ke-13 Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi kepada wartawan yang peduli terhadap isu wakaf.
“Selama ini wartawan kan mengurusi berita saja. Ini juga mengurusi wakaf,” ujarnya.
Ma’ruf Amin juga bersedia dikukuhkan sebagai Ketua Dewan Kehormatan Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi).
Sementara itu, Ketua Umum Forjukafi, Wahyu Muryadi, menyampaikan rasa syukur atas izin yang baru diperolehnya sebagai nazir wakaf. “Alhamdulillah, baru saja dapat izin sebagai nazir wakaf. Akan ada beberapa program wakaf yang kami susun. Banyak variasi skema wakaf. Potensi wakaf itu 500 triliun. Wakaf terkumpul tidak sampai 2 persen. Mari rame-rame bikin gerakan penghimpunan wakaf, karena manfaat wakaf luar biasa. Mengatasi kemiskinan. Nanti APBN bisa rehat sejenak,” ujarnya.
Direktur Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono Abdul Ghofur, menambahkan bahwa Menteri Agama menekankan pentingnya pemberitaan positif tentang zakat dan wakaf.
“Intinya, Menag sampaikan perwakafan dan zakat perlu dapat pemberitaan yang besar serta menarik minat masyarakat berzakat dan berwakaf. Karena kita tahu berita wakaf tidak sebesar berita kriminal dan judol. Padahal praktik baik wakaf sangat banyak,” katanya.
Menurutnya, peran media sangat penting dalam mengangkat praktik baik perwakafan.
“Maka kehadiran wartawan yang mendukung wakaf ini penting. Wakaf jangan jadi berita kecil di bagian belakang. Minta supaya ada di depan. Kalau berita di depan dan disertai praktik baik wakaf, itu baru luar biasa,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan hasil diskusi terbaru dengan Kementerian Keuangan.
“Kami baru diskusi dengan Kemenkeu soal keuangan syariah. Sampai sekarang keuangan syariah belum tumbuh berkembang dengan baik. Meskipun premisnya sama, tetapi kesimpulannya masih sama. Yang lebih agak miris lagi adalah, tidak disebut zakat dan wakaf,” tuturnya.



















