Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Produk BioAvtur Berbahan Minyak Jelantah Berhasil Mengangkasa

Produk BioAvtur Berbahan Minyak Jelantah Berhasil Mengangkasa
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Catatan sejarah baru energi hijau dan berkelanjutan terukir di industri penerbangan nasional. Setelah produk BioAvtur berbahan baku minyak jelantah yang diproduksi oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berhasil mengangkasa dalam acara Special Flight Pertamina Sustainable Aviation Fuel.

Acara ceremonial ini dilanjutkan dengan penerbangan komersial perdana maskapai Pelita Air menggunakan PertaminaSAF dengan rute Jakarta-Denpasar, Rabu (20/08).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) yang dipergunakan dalam penerbangan tersebut diolah dari bahan baku Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, mengatakan penerbangan ini bukan sekadar perjalanan udara biasa, melainkan tanda transisi energi yang semakin nyata di Indonesia.

“PertaminaSAF adalah sebuah langkah besar dalam dunia aviasi di Indonesia. Penerbangan spesial ini sekaligus menjadi bukti kalau KPI bisa menjadi pelopor energi hijau di Indonesia. Produk ini membuktikan bahwa kita memiliki kapabilitas dalam memproduksi produk bahan bakar pesawat masa depan,” ungkap Taufik dalam keterangannya, Jumat (23/8/2025)

Ia menambahkan, PertaminaSAF merupakan produk berkualitas dan ramah lingkungan yang diproduksi oleh salah satu unit operasi KPI, yakni Kilang Cilacap. Produk ini telah melewati serangkaian pengujian kualitas yang ketat di laboratorium KPI Unit Cilacap dan juga di laboratorium eksternal independen Lemigas.

“Ke depan, PertaminaSAF juga akan diujicobakan untuk diproduksi di Kilang Dumai dan Kilang Balongan,” jelas Taufik.

Produksi Pertamina SAF dilakukan dengan teknologi co-processing, menggunakan Katalis Merah Putih buatan anak bangsa. Hasilnya, PertaminaSAF dinyatakan memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan DefStan 91-091.

Menurut Taufik, kualitas PertaminaSAF tidak kalah jika dibandingkan dengan produk serupa yang digunakan di negara lain. PertaminaSAF merupakan upaya konkret dalam percepatan pengurangan emisi karbon sebab kandungan karbon di dalamnya lebih rendah 81% dibanding avtur berbahan fosil.

“PertaminaSAF adalah bioavtur sustainable pertama yang memiliki sertifikat internasional sustainability ISCC CORSIA berbahan baku campuran UCO atau minyak jelantah yang diproduksi di Indonesia,” kata Taufik.

Keunggulan lain, titik beku (freezing point) PertaminaSAF melampaui standar internasional. Taufik mengatakan, menurut standar internasional, spesifikasi titik beku avtur pada ketinggian yang jelajah pesawat komersial yakni minus 47 derajat celcius. Sementara di ketinggian yang sama, titik beku PertaminaSAF, bisa lebih rendah dari spesifikasi tersebut.

“PertaminaSAF tidak akan membeku di kondisi ekstrem, sehingga aman digunakan selama penerbangan. Aspek keselamatan yang sesuai bahkan melebihi standar internasional menjadikan produk ini memiliki nilai tambah yang semakin tinggi,” tutur Taufik.

PertaminaSAF didukung dengan ekosistem yang dibentuk oleh PT Pertamina (Persero), yang terdiri dari tiga perusahaan, yakni Kilang Pertamina Internasional, Pertamina Patra Niaga dan Pelita Air Services.

Sinergi ketiga perusahaan tersebut merupakan rantai produksi SAF dari hulu hingga hilir. KPI berperan sebagai pengembang teknologi dan produsen PertaminaSAF, Pertamina Patra Niaga bertugas menyiapkan stok UCO dan memasarkan produk, sementara Pelita Air Services menjadi pengguna PertaminaSAF untuk penerbangan.

“KPI dengan produk PertaminaSAF siap menjadi bagian dari dunia penerbangan masa depan. Inovasi ini akan menjadi keunggulan KPI dan kami optimis PertaminaSAF segera digunakan secara luas,” tutur Taufik.

KPI merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance).

KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.

KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata kelola perusahaan yang baik.

Tambah Tempat Penyetoran

Dari keberhasilan mengolah minyak jelantah menjadi Bioavtur, kini PT Pertamina Patra Niaga menambah 25 titik baru ucollect box atau tempat penyetoran minyak jelantah dari masyarakat. Penambahan titik ini membuat masyarakat semakin mudah mengakses program ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomi.

Dengan demikian, kini total ada 35 lokasi penukaran minyak goreng bekas menjadi saldo rupiah di berbagai kota di Indonesia. Langkah ini dilakukan bersama PT Noovoleum Indonesia Investama dalam rangka peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.

“Pertamina Patra Niaga bersama Noovoleum menambah 25 titik ucollect box di berbagai kota untuk memudahkan masyarakat menyetor minyak jelantah dan langsung mendapat saldo rupiah,” kata Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth Marchelino Verieza, dikutip dari siaran pers.

Dari total 35 lokasi, 17 di antaranya berada di SPBU dan agen/pangkalan LPG, sedangkan 18 lainnya tersebar di rumah sakit, pusat perbelanjaan, mitra binaan, serta lokasi strategis lain. Lokasi tersebut mencakup sejumlah kota besar. (id88)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE