JAKARTA (Waspada.id): Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengancam akan membekukan jajaran Bea Cukai jika kinerjanya tak kunjung bagus. Selanjutnya keberadaan Bea Cukai akan digantikan oleh tenaga jasa SGS (Sosiete Generale de Surveillance).
Sistem jasa ini dalam konteks Bea Cukai mengacu pada penggunaan jasa SGS (Sosiete Generale de Surveillance), sebuah perusahaan inspeksi dan verifikasi internasional yang melakukan pemeriksaan barang ekspor–impor sebelum masuk ke Indonesia.
“Kalau kita Bea Cukai nggak bisa memperbaiki kinerjanya dan masyarakat masih nggak puas, Bea Cukai bisa dibekukan diganti dengan SGS seperti zaman dulu lagi. Jadi sekarang, orang-orang Bea Cukai harus mengerti betul ancaman yang mereka hadapi,” tegas Purbaya usai menghadiri rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (27/11/2025).
Pihaknya mengambil langkah tegas untuk memperbaiki kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, menyusul temuan beras impor ilegal yang masuk melalui Pelabuhan Batam dan Sabang.
Menkeu Purbaya mengaku telah memanggil dan melakukan rapat internal dengan jajaran Bea Cukai untuk meminta penjelasan dan memastikan perbikan dilakukan secara menyeluruh.
“Saya sudah panggil mereka. Kita rapat internal. Kita diskusikan dengan mereka. Saya bilang begini. Image Bea Cukai kurang bagus di media, di masyarakat, dan di pimpinan tertinggi kita. Jadi kita harus perbaiki dengan serius,” ungkapnya.
Bendahara negara itu memberikan waktu satu tahun kepada Bea Cukai untuk berbenah tanpa gangguan, agar upaya perbaikan bisa berjalan maksimal.
Menurutnya, jika dalam periode itu tidak ada perubahan signifikan dan masyarakat tetap tidak puas, pemerintah tidak segan membekukan Bea Cukai dan membuka opsi mengganti peran Bea Cukai dengan SGS.
Kebijakan ini sebagai bagian dari reformasi Kementerian Keuangan, dimulai menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada beberapa pos Bea Cukai. Teknologi ini akan membantu mendeteksi praktik seperti under-invoicing secara lebih cepat dan akurat.
Purbaya mengatakan bahwa perkembangan reformasi internal Bea Cukai sejauh ini cukup positif. Ia optimistis kondisi akan semakin membaik pada tahun depan. Terlebih lagi pihaknya sudah memulai penerapan AI di stasiun-stasiun Bea Cukai.
“Jadi nanti under-invoicing akan cepat terdeteksi sambil kita perbaiki yang lain dan kita pelajarin betul. Jadi sekarang cukup baik kemajuannya. Saya pikir tahun depan sudah aman. Artinya Bea Cukai akan bisa bekerja dengan baik dan profesional,” tuturnya.
Di sisi lain, Menkeu Purbaya juga mengingatkan bahwa konsekuensi kegagalan reformasi sangat besar. Jika perbaikan tidak tercapai, maka sebanyak 16 ribu pegawai Bea Cukai berpotensi kehilangan pekerjaan.
“Kalau kita gagal memperbaiki, nanti 16 ribu orang pegawai Bea Cukai dirumahkan. Padahal orang Bea Cukai itu pintar-pintar dan saya yakin mereka siap untuk merubah keadaan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap temuan masuknya 250 ton beras impor ilegal yang diduga berasal dari Thailand, melalui Pelabuhan Sabang, Aceh.
“Kami terima laporan tadi sekitar jam 14.00 WIB bahwasanya ada beras masuk di Sabang. Itu 250 ton tanpa izin dari pusat, tanpa persetujuan pusat,” ujar Mentan Amran saat Konferensi Pers di Kediamannya, Jakarta Selatan, Minggu (23/11/2025). (id88)












