MEDAN (Waspada.id): Pasar keuangan domestik bergerak dinamis pada perdagangan Selasa (2/9). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau sepanjang sesi dan ditutup menguat 0,85% di level 7.801,585.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 7.842, namun tidak mampu dipertahankan.
“Meski sempat terkoreksi, IHSG hari ini didorong oleh teknikal rebound setelah sebelumnya mengalami tekanan. Minimnya sentimen ekonomi juga membuat pelaku pasar lebih banyak menggunakan pendekatan teknikal,” jelasnya.
Sejumlah saham yang menopang penguatan IHSG antara lain ANTM, BRMS, BRPT, AMMN, JPFA, BUMI, GZCO, hingga UNTR. Gunawan menilai dukungan emiten berbasis komoditas cukup kuat dalam menjaga IHSG tetap di zona hijau, meski pasar saham Asia bergerak melemah.
Sementara itu, nilai tukar rupiah yang sempat melemah pada sesi pembukaan justru berbalik arah dan ditutup menguat di level Rp16.395 per dolar AS.
“Pergerakan rupiah hari ini berbeda dengan mayoritas mata uang Asia yang tertekan dolar AS. Rupiah menguat diduga karena intervensi Bank Indonesia yang menjaga stabilitas pasar,” ujar Gunawan.
Ia menambahkan, meski imbal hasil US Treasury di level 4,25% menopang dolar AS, langkah intervensi BI membuat rupiah mampu keluar dari tekanan.
Adapun harga emas dunia terpantau melemah tipis ke level 3.484 dolar AS per ons troy, atau sekitar Rp1,84 juta per gram. Gunawan menilai tren emas masih dipengaruhi isu perang dagang antara AS dan mitra dagangnya.
“Jika tensi perdagangan memanas, pasar keuangan global berpotensi kembali bergejolak, dan emas bisa kembali diburu investor sebagai aset aman,” pungkasnya. (id09)
