Ekonomi

Rupiah Dan Harga Emas Melemah, IHSG Dibuka Menguat

Rupiah Dan Harga Emas Melemah, IHSG Dibuka Menguat
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Nilai tukar Rupiah dan harga emas kembali tertekan pada awal pekan ini. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru dibuka menguat, meski dibayangi sentimen negatif dari pelemahan bursa Asia.

Pengamat Pasar Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menilai pergerakan pasar masih sangat dipengaruhi oleh ekspektasi terhadap keputusan Bank Indonesia (BI) dan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Menurut Gunawan Benjamin, keputusan BI yang akan diumumkan pada Rabu pekan ini menjadi salah satu faktor penentu arah Rupiah.

“Pasar memproyeksikan BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan. Namun, jika BI justru menurunkannya, maka tekanan pada Rupiah bisa meningkat lebih dalam. Kondisi akan semakin buruk apabila The Fed ternyata memilih mempertahankan suku bunganya,” ujar Benjamin.

Pada perdagangan pagi ini, Rupiah terpantau melemah ke level Rp16.720 per dolar AS. Padahal, indeks dolar AS (DXY) berada pada posisi relatif stabil di level 99,37. Menurut Benjamin, sentimen utama pelemahan Rupiah berasal dari kenaikan imbal hasil obligasi AS.

“Yield US Treasury tenor 10 tahun naik ke kisaran 4,146%, dan itu membuat dolar AS menguat terhadap banyak mata uang dunia, termasuk Rupiah,” jelasnya.

Di sisi lain, IHSG justru dibuka menguat di level 8.397. Meski demikian, Gunawan Benjamin menilai penguatan tersebut masih rentan koreksi.

“Mayoritas bursa Asia melemah hari ini, sehingga IHSG sangat mungkin terkoreksi. Saya memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 8.330 – 8.400,” katanya.

Untuk pergerakan Rupiah sepanjang hari, ia memproyeksikan mata uang Garuda bergerak terbatas. “Rupiah berpeluang berada di kisaran Rp16.680 – Rp16.730 per dolar AS,” ujar Benjamin.

Sementara harga emas dunia kembali melemah ke kisaran US$4.100 per troy ons, atau setara sekitar Rp2,21 juta per gram. Benjamin menjelaskan bahwa koreksi harga emas dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi pelemahan Rupiah yang lebih dalam.

“Emas sedang menunggu rilis data ekonomi penting dari AS yang dapat memberi arah kebijakan moneter The Fed selanjutnya,” ungkapnya.

Meski demikian, Benjamin menilai kalender ekonomi pekan ini tidak terlalu padat. “Sayangnya tidak banyak agenda ekonomi penting yang akan dirilis pekan ini, khususnya yang punya korelasi kuat dengan arah kebijakan moneter The Fed,” pungkasnya. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE