Scroll Untuk Membaca

Ekonomi

Sentimen The Fed Dan Stimulus Pemerintah Dorong IHSG Melonjak Pekan Ini

Sentimen The Fed Dan Stimulus Pemerintah Dorong IHSG Melonjak Pekan Ini
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pekan ini, 15-19 September 2025, didorong oleh dua katalis utama: kebijakan The Fed yang lebih dovish dan suntikan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank-bank BUMN.

“Keputusan suku bunga The Fed yang berpotensi lebih dovish setelah data ketenagakerjaan melemah membuka peluang arus modal masuk kembali ke emerging market serta menjaga momentum penguatan harga emas sebagai salah satu sektor defensif pilihan investor, dimana jika suku bunga US dipangkas kemungkinan USD akan melemah dan membuat harga emas semakin naik,” tegas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah, melalui siaran persnya, Senin (15/9).

Ia menambahkan, dari domestik pasar fokus pada kebijakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang menempatkan dana Rp200 triliun di bank-bank BUMN untuk memperkuat likuiditas dan mendorong kredit sektor riil yang diproyeksikan memberi katalis positif bagi sektor perbankan.

Selain itu, pemerintah juga akan meluncurkan program magang berbayar enam bulan bagi fresh graduate mulai kuartal IV-2025, sebagai upaya menjembatani pendidikan dengan kebutuhan industri. Dengan kombinasi sentimen global dan domestik tersebut, ia pun optimis IHSG berpotensi menguat menguji resistance di 8.000 dengan support di 7.650.

Proyeksi penguatan ini akan terjadi setelah IHSG terkoreksi tajam -3,53% di awal pekan lalu akibat reshuffle Menkeu, dengan capital outflow asing hingga Rp6 triliun. Namun, sentimen positif dari kebijakan penyuntikan dana Rp200 triliun ke perbankan mendorong rebound +2,49%, sehingga sepanjang pekan IHSG hanya melemah -0.17%.

Hari menyebutkan, pergerakan IHSG pekan lalu dipengaruhi oleh sejumlah sentimen global dan domestik. Dari global terdapat peluang besar bahwa keputusan suku bunga AS pekan depan akan menjadi katalis utama pergerakan pasar global. Data ketenagakerjaan di AS yang cenderung melemah berpotensi mendorong The Fed mengambil sikap lebih dovish, sehingga memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga.

“Bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, dinamika ini penting dicermati karena akan mempengaruhi arus modal global dan sentimen investor. Dalam kondisi tersebut, aset safe haven seperti emas serta saham di sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga seperti perbankan hingga real estate diperkirakan akan mendapat perhatian lebih dari pelaku pasar,” ujarnya.

Sementara itu, sentimen dari domestik terkait dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menetapkan kebijakan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank-bank BUMN untuk penyaluran kredit sektor riil. Rinciannya, Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memperoleh Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, serta BSI Rp10 triliun.

“Dana tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito on call dengan bunga sekitar 4% dan tenor enam bulan. Bank penerima wajib menandatangani perjanjian dengan Kemenkeu dan melaporkan penggunaan dana secara berkala. Meski kebijakan ini positif bagi likuiditas dan pertumbuhan ekonomi, pasar tetap mencermati tekanan outflow asing dan stabilitas rupiah,” terangnya.

Proyeksi dan Rekomendasi IPOT Pekan Ini

Berbicara tentang potensi market pada pekan ini 15-19 September 2025, Hari menilai pasar akan fokus pada keputusan suku bunga The Fed yang mungkin akan lebih lunak karena data ketenagakerjaan AS melemah. Jika The Fed memangkas suku bunga, dolar AS dapat melemah yang berpotensi menarik modal kembali ke pasar negara berkembang dan mendorong kenaikan harga emas.

Di sisi lain, kebijakan domestik seperti penempatan dana Rp200 triliun oleh Kementerian Keuangan di bank BUMN diperkirakan akan menjadi pendorong positif bagi sektor perbankan, membantu meningkatkan likuiditas dan penyaluran kredit.

Merespons dinamika pasar ini, IPOT yang kini telah bertransformasi menjadi Wealth Creation Platform merekomendasikan strategi investasi yang berfokus pada saham-saham yang terdorong suku bunga dengan Booster Modal dan instrumen Reksa Dana Saham Power Fund Series (PFS) yang memberikan akses transparan dan likuiditas yang lebih tinggi bagi investor yang kesemuanya ini bisa dikelola dengan fitur Multi-Account untuk memisahkan setiap strategi ataupun tujuan investasi sehingga risiko lebih mudah untuk dikelola dan fitur Shared Access yang dapat digunakan keluarga dan komunitas untuk berkolaborasi dan berinvestasi bersama.

1. Buy BBTN (Entry: 1410, Target Price (TP): 1545 dan Stop Loss (SL): 1350). Sektor perbankan berpotensi memperoleh katalis positif pada pekan depan, seiring kebijakan pemerintah terkait penempatan dana di bank-bank BUMN. Khususnya, saham BBTN menunjukkan tren uptrend setelah pada perdagangan Jumat lalu mencatat penguatan sebesar 4%. Pergerakan ini mengindikasikan potensi lanjutan kenaikan

2. Buy MDKA (Entry: 2530, Target Price (TP): 2910 dan Stop Loss (SL): 2390). Sektor emas diproyeksikan masih berpotensi melanjutkan penguatan pada pekan depan, sejalan dengan tren harga emas global. Saham MDKA dapat menjadi salah satu pilihan menarik, didukung sentimen kenaikan harga emas serta rencana IPO anak usahanya EMAS.

3. Buy BSDE (Entry: 1095, Target Price (TP): 1235, Stop Loss (SL): 1035). Sektor real estate berpotensi memperoleh sentimen positif dari kebijakan pemerintah yang menempatkan dana Rp200 triliun di perbankan, sehingga memberikan ruang lebih luas bagi penyaluran kredit, termasuk ke sektor properti, dengan potensi bunga yang lebih kompetitif. Saham BSDE dapat menjadi pilihan pekan ini, didukung sentimen tersebut serta komitmen perseroan dalam mengalokasikan belanja modal sebesar Rp3-4 triliun sepanjang 2025, di mana hingga paruh pertama telah terealisasi Rp2,2 triliun. Investor dapat mempertimbangkan BSDE.

4. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF Indonesia State-Owned Companies (XISC) di IPOT Fund. Power Fund Series (PFS) XISC yang fokus pada saham-saham BUMN ini mencatatkan kinerja impresif dengan return year-to-date sebesar +13,29%. Dengan dukungan kebijakan pemerintah yang menitikberatkan pada penguatan aktivitas ekonomi nasional, emiten BUMN diproyeksikan tetap berada di garis terdepan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. (id09)

    Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    *isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE