MEDAN (Waspada.id): Sinar Mas Agribusiness and Food mempertemukan lebih dari 100 perusahaan pemasok, para pembeli, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan pemangku kepentingan internal dalam forum keterlibatan pemasok SMART SEED ke-11 yang digelar pada Selasa (11/11) di Medan, Sumatera Utara.
Mengusung tema “GAR’s Sustainability Journey: Collective for Impact, Together in Action”, forum ini menegaskan komitmen perusahaan untuk mendorong transformasi industri kelapa sawit melalui kolaborasi, transparansi, dan penerapan aksi nyata di seluruh rantai pasok.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyampaikan pembaruan pencapaian keberlanjutan perusahaan, perkembangan target dalam kerangka Collective for Impact, memperkuat keselarasan pemasok terhadap komitmen No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE), serta memberikan apresiasi bagi pemasok yang menunjukkan kinerja keberlanjutan terbaik.
Direktur Sustainable Supply and Production Sinar Mas Agribusiness and Food, Ian Suwarganda, menegaskan bahwa perubahan signifikan dalam industri hanya dapat dicapai melalui aksi kolektif.
“Kami tidak dapat mewujudkan rantai pasok minyak kelapa sawit yang berkelanjutan seorang diri. Perubahan hanya terjadi ketika semua pelaku bergerak ke arah yang sama,” ujarnya.
“Fokus kami melampaui komitmen, menuju transformasi nyata di lapangan—mulai dari keterlacakan penuh, tanpa deforestasi, pengurangan emisi, hingga memastikan petani kecil tidak tertinggal,” sambungnya.
Forum SMART SEED XI menghadirkan dua sesi utama yang berfokus pada pilar keberlanjutan perusahaan. Sesi pertama mengulas perkembangan NDPE Implementation Reporting Framework (NDPE IRF), termasuk transisi menuju NDPE IRF 6.0. Selain memantau praktik tanpa deforestasi dan perlindungan gambut, perusahaan kini memperluas pengukuran emisi di seluruh rantai pasok.
Hingga 2024, perusahaan telah mencapai 99% implementasi NDPE IRF versi 5.8 dalam kategori Delivering. Baseline NDPE IRF versi 6.0 ditargetkan rampung pada akhir 2025, dengan penilaian yang mencakup tiga kategori sumber pasokan: area kelola langsung, perkebunan independen, dan petani swadaya.
Sesi kedua menyoroti pemberdayaan petani serta pemajuan hak asasi manusia (HAM), melalui program Sawit Terampil, pelatihan HAM, dan pembaruan sistem Human Rights Due Diligence. Seluruh rangkaian diskusi menegaskan pentingnya kolaborasi, akuntabilitas, dan berbagi tanggung jawab untuk mencapai industri sawit berkelanjutan.
Apresiasi untuk Pemasok dan Mitra
Sebagai bagian dari penguatan komitmen kolektif, Sinar Mas Agribusiness and Food memberikan penghargaan kepada 13 pemasok dan mitra.
Enam perusahaan menerima Human Rights Transformation Award atas peningkatan signifikan setelah proses verifikasi HAM (Human Rights Due Diligence). Enam lainnya menerima Carbon Data Collaboration Award sebagai bentuk apresiasi terhadap keterbukaan dan partisipasi aktif mereka dalam pelaporan data karbon.
Selain itu, koperasi Sawit Terampil Koperasi Jasa Sawit Lepan Jaya (KJSLJ) memperoleh penghargaan atas kontribusinya dalam mendukung petani kecil menerapkan praktik budidaya berkelanjutan serta mendorong mereka meraih sertifikasi.
Lesmana dari Inecda Plantation, salah satu penerima penghargaan HAM, menyampaikan bahwa pengakuan tersebut menjadi penyemangat bagi perusahaan untuk menjaga komitmen mereka.
“Ini bukan hanya pengakuan atas kinerja kami, tetapi juga pengingat bahwa tanggung jawab HAM tidak sekadar memenuhi indikator. Ini tentang manusia, yang membutuhkan konsistensi dan kepedulian,” ujarnya. (id09)
