MEDAN (Waspada.id): Rapat koordinasi (Rakor) peningkatan kinerja Brigade Pangan (BP) dan penyuluh pendamping Operasi Peningkatan Luas Areal dan Produksi (Oplah) tahun 2025, yang berlangsung dari tanggal 26 hingga 28 November 2025 di Polbangtan Medan, menjadi sorotan penting dalam upaya mencapai swasembada pangan nasional.
Acara ini tidak hanya menjadi forum koordinasi, tetapi juga platform untuk merumuskan strategi konkret dan mengevaluasi tantangan yang ada di lapangan.
Rakor ini menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, TNI, penyuluh pertanian, dan petani, dalam mewujudkan swasembada pangan. Tema sentralnya adalah peningkatan efektivitas Brigade Pangan sebagai ujung tombak percepatan produksi dan adopsi teknologi pertanian modern.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menegaskan urgensi swasembada pangan, menekankan perlunya kemandirian dalam sumber pangan melalui brigade pangan.
“Brigade Pangan adalah motor penggerak regenerasi petani. Ketika anak muda dibekali pengetahuan, jaringan, dan pendampingan yang tepat, mereka akan mampu mendorong produktivitas dan menjaga stabilitas pangan daerah. Saya berharap kegiatan seperti ini terus diperluas di seluruh Indonesia,” ujar Mentan Amran.
Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arshanti menyoroti peran vital penyuluh pertanian sebagai penggerak transfer pengetahuan dan teknologi. menegaskan bahwa penguatan kapasitas pengurus dan anggota Brigade Pangan sangat penting untuk keberlanjutan program.
“Sebagai wujud keseriusan dalam memperkuat gerakan ini, pada rakor hari ini kita menghadirkan narasumber dari berbagai lintas sektor, antara lain BPPSDMP, Pusat Penyuluhan Pertanian, Pangdam I/BB, Tenaga Ahli Menteri, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi, Kepala Dinas Kabupaten/Kota wilayah OPlah, serta Kodim di Sumatera Utara. Kolaborasi multipihak ini diharapkan menghasilkan rekomendasi nyata, strategi implementatif, serta solusi lapangan yang terukur,” jelasnya.
Direktur Polbangtan Medan Nurliana Harahap menekankan bahwa Brigade Pangan adalah langkah strategis untuk memperkuat penyuluhan dan mempercepat produksi pangan. Hadirnya Brigade Pangan merupakan salah satu langkah strategis dalam menjawab tantangan penguatan penyuluhan dan percepatan produksi pangan. Brigade Pangan dibentuk untuk meningkatkan efektivitas pendampingan petani, mempercepat adopsi teknologi, dan memastikan bahwa layanan penyuluhan hadir cepat, tepat, serta berbasis kebutuhan lapangan.
“Brigade pangan ini menerapkan pertanian modern berbasis mekanisasi yang diikuti oleh generasi muda. Petani melakukan budidaya mulai olah tanah sampai panen menggunakan mekanisasi. BP mendorong generasi muda tertarik berusaha di bidang pertanian. Brigade Pangan mulai tahun 2014 sebanyak 1.771 (Indonesia) dan Sumatera Utara 160 BP. Petani dibantu pemerintah alsintan ((TR-4, CH, Transpalanter, Pompa air) dan juga bantuan saprodi (pupuk, benih dan obat-obatan),” kata Nurliana.
“BP telah terbukti memberikan kontribusi nyata dimana telah dapat meningkatkan IP dari 100 menjadi 200 bahkan 300. Produktivitas meningkat di Sumatera Utara dapat meningkatkan produksi beras (BPS, 2025) (Jan-Nov 2025) mencapai 24,94 % yakni 1.501.084 ton beras,” tambahnya.
Perwakilan Pangdam 01/BB, Mayor Czi Dicky Adtya Pane, menjelaskan dukungan TNI melalui Babinsa dalam memperkuat sektor pertanian di tingkat desa. Rakor bertujuan merumuskan model pengembangan Brigade Pangan yang mandiri dan produktif, dengan target pembentukan 246 Brigade Pangan pada tahun 2025.
“Strategi mencakup penguatan pendampingan penyuluh dan Babinsa, serta pembangunan pola operasional berbasis agribisnis;” kata Mayor Czi Dicky Adtya.
Pompanisasi sawah tadah hujan, optimalisasi lahan rawa, cetak sawah baru, revitalisasi irigasi, transformasi pertanian tradisional ke modern, pelibatan petani milenial, dan hilirisasi pertanian. Rakor ini menyoroti beberapa aspek penting dalam mencapai swasembada pangan.
Keberhasilan swasembada pangan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, TNI, penyuluh, petani, dan sektor swasta.
Rakor Peningkatan Kinerja BP dan Penyuluh Pendamping Oplah 2025 adalah langkah strategis dalam upaya mencapai swasembada pangan di Sumatera Utara.
Dalam kegiatan ini hadir Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Pangdam I/BB, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian,Staff Ahli Menteri, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten./Kota beserta jajaran, Para Dandim, Kepala BRMP,nKepala BBP2TP, PJ Satgas Swasembada Pangan Oplah 2025 dan paraLO Swasembada Pangan Polbangtan Medan.
Dengan kolaborasi yang kuat, fokus pada modernisasi pertanian, dan dukungan dari berbagai pihak, Sumatera Utara memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan nasional. Namun, tantangan yang ada perlu diatasi dengan solusi yang inovatif dan implementasi yang efektif agar target swasembada pangan dapat tercapai. (id09)












