Ekonomi

Tingkat Pengangguran AS Naik, Emas Dan Rupiah Menguat

Tingkat Pengangguran AS Naik, Emas Dan Rupiah Menguat
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Kenaikan tingkat pengangguran di Amerika Serikat memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan pasar keuangan global. Data terbaru menunjukkan tingkat pengangguran AS naik menjadi 4,4% pada September 2025, yang memicu tekanan pada bursa saham di AS sekaligus menekan imbal hasil US Treasury.

Pengamat Pasar Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa rilis data ekonomi yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan AS kini mulai memberikan pengaruh besar terhadap psikologi pasar.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Kenaikan tingkat pengangguran ini menjadi sinyal bahwa kondisi ekonomi AS mulai menunjukkan pelemahan. Dampaknya, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun tertekan hingga berada di bawah level 4,1%,” ujar Gunawan.

Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut justru memberikan sentimen positif bagi harga emas. Pada perdagangan pagi hari ini, harga emas dunia terpantau menguat di kisaran US$4.080 per ons troy, sementara harga emas domestik kembali berada di kisaran Rp2,2 juta per gram.

“Meningkatnya tingkat pengangguran membuka kembali spekulasi bahwa The Fed berpeluang memangkas suku bunga acuannya pada Desember mendatang. Inilah yang menjadi pendorong utama penguatan harga emas,” jelasnya.

Gunawan menambahkan, meskipun masih ada sejumlah rilis data lanjutan dari AS yang berpotensi mengubah arah pasar, pelemahan data ketenagakerjaan tersebut turut memberikan sentimen positif bagi mata uang Rupiah.

“Rupiah pagi ini menguat tipis dan ditransaksikan di kisaran Rp16.720 per dolar AS. Hingga akhir pekan, Rupiah diproyeksikan bergerak dalam rentang Rp16.690 hingga Rp16.750 per dolar AS,” ungkapnya.

Di sisi lain, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga mulai menunjukkan perbaikan setelah sempat terkoreksi di awal perdagangan. IHSG dibuka melemah tipis di level 8.403, namun kembali menguat secara perlahan.

“IHSG berpeluang bergerak di kisaran 8.380 hingga 8.430. Pasar saham relatif diuntungkan oleh ekspektasi penurunan suku bunga ke depan yang dipicu oleh melemahnya data ekonomi AS,” tutup Gunawan. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE