Scroll Untuk Membaca

Features

Di Balik Tangis Sunyi, Ada Uluran Tangan: Kisah Keluarga Siti Zahara Menerima Santunan

Di Balik Tangis Sunyi, Ada Uluran Tangan: Kisah Keluarga Siti Zahara Menerima Santunan
Kapolres Pidie Bersama Jasa Raharja serahkan santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas, Senin (13/10) Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

Tatapan mereka kosong, suara tangis tak lagi meledak, hanya sesekali terdengar isakan pelan. Duka itu masih pekat—karena kepergian orang yang mereka cintai datang begitu tiba-tiba.

Di sebuah rumah sederhana di Gampong Garot Cut, Kecamatan Indrajaya, Senin (13/10), aroma kopi hitam yang baru saja diseduh menyeruak pelan.

Di tengah ruang tamu, keluarga almarhumah Siti Zahara duduk dalam lingkaran kecil. Tatapan mereka kosong, suara tangis tak lagi meledak, hanya sesekali terdengar isakan pelan. Duka itu masih pekat—karena kepergian orang yang mereka cintai datang begitu tiba-tiba.

Siti Zahara, seorang ibu yang dikenal hangat dan penyayang, meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Beureunuen, Tiro, Minggu sore (12/10). Jalan yang setiap hari dilaluinya untuk beraktivitas, kini menjadi saksi bisu perpisahan terakhir.

Senin siang (13/10), suasana rumah duka berubah sedikit. Bukan karena duka itu berkurang, melainkan karena ada kedatangan tamu yang membawa kepedulian. Kapolres Pidie AKBP Jaka Mulyana, SIK, MIK, bersama rombongan dari Jasa Raharja Kabupaten Pidie, datang dengan langkah pelan dan ucapan belasungkawa.

“Kami tahu kehilangan ini tidak mudah. Semoga ini menjadi bentuk kepedulian kami, dan semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ucap Kapolres dengan nada penuh empati.

Santunan diserahkan langsung kepada keluarga korban. Meski jumlahnya tak akan pernah sebanding dengan kehilangan, tapi perhatian yang diberikan menghadirkan kehangatan di tengah suasana duka.

Anak almarhumah, dengan suara bergetar, berkata, “Ibu orangnya baik… selalu bangun pagi untuk kami, tidak pernah mengeluh meski lelah. Rasanya masih seperti mimpi. Tapi hari ini, kami merasa sedikit lebih kuat karena ada yang datang dan peduli.”

Di sudut ruangan, adik almarhumah ikut menambahkan. “Bantuan ini bukan hanya soal uang, tapi soal kehadiran. Saat orang datang, memeluk, menguatkan kami merasa tidak ditinggalkan.”

Kapolres juga menyampaikan pesan kepada masyarakat yang hadir di sekitar rumah duka, mengingatkan pentingnya keselamatan berlalu lintas.

“Kecelakaan bisa terjadi pada siapa saja. Mari kita patuhi aturan, utamakan keselamatan, agar tidak ada lagi keluarga yang merasakan kehilangan seperti ini,” katanya.

Kegiatan ini juga dihadiri Kasat Lantas Polres Pidie AKP Aiyub Sami, Kapolsek Peukan Baro, Wakapolsek Peukan Baro, Wakapolsek Indrajaya, serta personel Unit Gakkum Satlantas Polres Pidie. Mereka tidak hanya berdiri sebagai aparat, tetapi sebagai sesama manusia yang turut merasakan duka.

Saat rombongan pamit, keluarga Siti Zahara berdiri di depan rumah. Ada tangis, tetapi juga rasa terima kasih.

“Kami tidak akan lupa. Terima kasih karena sudah datang, mendengar, dan menguatkan kami,” ucap salah satu keluarga sambil menggenggam tangan Kapolres.

Sore itu, duka dan kepedulian saling bertaut. Santunan mungkin tak menghapus kesedihan, tapi ia mengingatkan bahwa dalam kehilangan, masih ada pelukan hangat dari sesama.

Muhammad Riza

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE