Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Ungkapan lama itu terasa hidup di diri Jihan Nadya Yahya. Dengan kegigihan, dedikasi, dan tekad baja, perempuan 23 tahun asal Medan ini akan segera terbang ke Amerika Serikat, menempuh program pertukaran pelajar selama lima minggu.
“Alhamdulillah. Saya mendapat undangan untuk mengikuti program pendidikan di Amerika,” ujar Jihan, tersenyum di balik kacamata bulat yang ia kenakan. Wajahnya berbinar saat ditemui di Medan, Selasa (11/8/2025).
Dari Konsulat ke Negeri Paman Sam
Alumni Universitas Potensi Utama Medan, jurusan Hubungan Internasional, ini pertama kali mendengar kabar program Young South East Asian Leaders Initiative (YSEALI) ketika magang di Konsulat Amerika di Medan. Dari situlah benang merah nasibnya terjalin.
“Saya dapat informasi di konsulat bahwa ada program YSEALI. Saya coba daftar dengan melampirkan berkas-berkas. Lalu ikut wawancara dalam bahasa Inggris. Alhamdulillah, saya diterima,” cerita Jihan semringah.

Kini Jihan hanya menunggu jadwal keberangkatan. Semua biaya perjalanan, penginapan, hingga kebutuhan hidup ditanggung pemerintah Amerika Serikat. “Ada uang saku juga,” ia menambahkan, tak kuasa menahan senyum.
Rasa Ingin Tahu yang Tak Pernah Padam
Sejak kuliah, Jihan memang tertarik memperdalam isu-isu hubungan internasional. Baginya, dunia bukan hanya soal politik dan diplomasi semata. Ia ingin tahu lebih banyak tentang dinamika sosial antarbangsa, ekonomi, hingga kebudayaan.
“Saya pikir ini sangat menarik,” ucap putri kedua pasangan Sri Wahyuni Nukman dan Edi Sumarno, yang tinggal di Perumnas Simalingkar, Medan ini.
Di Amerika, Jihan bertekad tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas. Ia akan belajar di salah satu universitas yang ditunjuk pemerintah setempat, sekaligus menambah jaringan dengan sesama peserta program. “Termasuk juga mempererat relasi dengan alumni yang lebih dulu belajar di sana,” kata gadis yang gemar memasak, membaca, dan bergaul itu.
Harapan Orang Tua dan Cita-cita
Rasa bangga orang tua menyelimuti langkah Jihan. Ia mengaku ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 setelah program ini rampung. “Ya, tunggu program ini selesai dulu. Ada niat lanjut S2,” tutur alumni SMA Negeri 2 Medan itu.
Program YSEALI sendiri merupakan inisiatif pemerintah Amerika Serikat bagi pemuda ASEAN berusia 18–35 tahun yang punya rekam jejak kepemimpinan dan pengabdian masyarakat. Fokusnya beragam: pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi, isu lingkungan, pendidikan, hingga tata kelola pemerintahan.
Jihan adalah salah satu dari ribuan pemuda di Asia Tenggara yang beruntung mencicipi pengalaman langka ini. Dari Medan menuju Amerika, dari kampus lokal menuju panggung dunia. Sebuah langkah awal yang bisa jadi akan mengantarnya pada takdir yang lebih besar.***