BANJIR besar yang menenggelamkan ribuan rumah warga di Besitang tujuh belas hari lalu, meninggalkan beberapa catatan peristiwa yang tidak mampu dijangkau oleh akal sehat manusia yang dhoib.
Setelah muncul cerita dua kitab suci buku Yasin milik seorang ibu rumah tangga, Erlina, yang tenggelam selama dua hari di dalam lautan banjir, tapi selembar pun tidak ada yang basah, kini kembali terungkap cerita ajaib yang sama.
Tiga mushaf Al-Qur’an wakaf dari Polda Sumut yang diserahkan melalui Ketua Badko HMI Sumut, M Yusril Mahendra, kepada Lurah Bukit Kubu, Rahmatsyah, beberapa waktu lalu, untuk dibagikan kepada LPTQ juga terendam banjir.
Penyerahan mushaf Al-Qur’an dari Polda Sumut kepada Lurah Bukit Kubu kala itu dihadiri antara lain, Ketua HMI Cabang Langkat, M. Alfi Syahri, Ketua LPTQ Kec. Besitang, Ustadz Rusli Hasibuan, dan unsur Forkopimcam.
Ajaibnya, ketiga kitab suci Al-Qur’an tersebut bersama sehelai sal simbol atau ciri khas Palestina, dua helai sajadah, sebungkus tisu, termasuk sebotol air mineral yang berada di atas meja kerja sang lurah tidak terjamah air banjir.
Meja kerja tersebut sama sekali tak bergeser dari posisinya, sementara sofa dan lemari tempat penyimpanan arsip yang berada di dalam ruang yang sama porak poranda diterjang arus banjir yang datang cukup deras.
Barang-barang yang berada di dalam ruangan kantor, seperti laptop, komputer dan lainnya basah dan dilumuri lumpur tebal, sementara Al-Qur’an, sajadah dan tisu seperti dibentengi di dalam aquarium kaca yang tertutup rapat tanpa ada celah.
Bahkan, setelah air banjir surut, sebotol air mineral yang terletak di atas meja terlihat tetap berdiri, tidak bergeser sedikit pun, padahal botol air mineral yang terbuat dari bahan plastik ini logikanya mengapung jika terendam air.
Lurah Bukit Kubu, Rahmatsyah, bersama dua stafnya, Rizki Hamdani dan Temu Ayu, serta Kepling X Sei. Meran, Rusli, saat berbincang bersama waspada.id, Jumat (12/12) malam, mengungkapkan, mushaf Al-Qur’an tersebut wakaf dari Kapolda Sumut untuk LPTQ.
Ia mengaku takjub begitu melihat kitab suci dan sajadah ini tidak tersentuh banjir, padahal seluruh ruang kantor porak poranda diterjang banjir dengan ketinggian air mencapai lebih dari dua meter.
“Subhanallah, peristiwa ini sungguh di luar nalar. Inilah bukti kebesaran Allah,” ujarnya seraya menambahkan, satu dari dua helai sajadah berwarna putih yang ia bawa dari tanah suci Mekkah ketika melaksanakan ibadah umrah tetap bersih, tanpa setitik noda lumpur.(id24/WASPADA.id)











