MADINAH (Waspada): Haru dan bahagia menyelimuti hati Maimunah (foto), warga Kota Medan, Sumatera Utara, yang tahun ini berkesempatan menunaikan ibadah haji menggantikan sang ibunda yang telah wafat beberapa bulan lalu.
Maimunah tergabung dalam kloter pertama jemaah haji dari provinsinya. Namun keberangkatannya ke Tanah Suci bukanlah hasil dari daftar tunggu biasa.
Ini adalah kisah tentang cinta seorang anak yang menunaikan impian sang ibu, almarhumah Darwati Pulungan, 67, yang meninggal dunia hanya lima bulan sebelum keberangkatan haji.
“Ibu daftar haji dari 12 tahun lalu. Dulu katanya cuma 8 tahun nunggu, tapi karena pandemi Covid-19, jadi molor sampai 12 tahun,” tutur Maimunah, matanya mulai berkaca-kaca.
Harapan besar itu sempat memudar ketika Darwati dimasukkan ke dalam daftar cadangan untuk keberangkatan 2024. Meski statusnya belum pasti, almarhumah tetap semangat. Ia langsung melunasi ongkos haji senilai Rp52 juta dan mulai membeli seluruh perlengkapan, dari pakaian, mukena, hingga koper.
“Ibu malah dikasih tahu berangkatnya tahun 2025, tapi beliau sama sekali tidak sedih. Seperti sudah siap,” kenang Maimunah lirih.
Namun takdir berkata lain. Pada 16 Januari, Darwati berpulang dalam usia 67 tahun tanpa menderita sakit. Maimunah dan ketiga saudaranya diliputi duka mendalam, terlebih karena sang ibu begitu sering bercerita tentang rencana berhaji.
Tak ingin larut dalam kesedihan, Maimunah kemudian mencari informasi ke Kementerian Agama di Tapanuli Utara. Dari sana, ia tahu bahwa porsi haji ibunya bisa digantikan oleh ahli waris.
“Sebenarnya belum ada rencana haji, karena saya sedang mempersiapkan pernikahan anak pertama saya,” ujarnya. Tapi ia tahu, amanah ibunya harus ditunaikan.
Proses penggantian ia tempuh dengan tabah. Maimunah rela menempuh perjalanan darat 12–14 jam dari Medan ke Tapanuli Utara untuk mengurus dokumen. Hanya dalam waktu kurang dari seminggu, keputusan turun, ia resmi menggantikan ibunya sebagai calon jemaah haji.
“Semua perlengkapan sudah ada. Saya ibarat tinggal bawa badan saja. Sekarang barang-barang itu saya yang pakai,” ucapnya, senyum tipis menghias wajahnya yang dibasuh air mata haru.
Di Madinah, Maimunah memanfaatkan lokasi hotel yang dekat dengan Masjid Nabawi untuk menunaikan salat lima waktu di masjid yang menjadi salah satu tempat suci umat Islam itu. Meski perasaannya masih campur aduk, ia mencoba menata hati.
“Bisa berangkat berhaji tapi perasaan campur aduk. Rasanya belum usai sedihnya, sudah harus berangkat. Bahkan saya tidak sempat ikut manasik karena semua dadakan. Manasik sudah selesai,” tutupnya. (m33)
Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh Membaca berita ini hati saya sangat riang gembira dengan kakak Maemunah bisa melaksanakan ibadah haji menggantikan almarhum ibundanya.. semoga kakak Maemunah bisa dengan sempurna hingga menjadi haji yg mabrur Amien
Namun tidak dengan kisah orang tua saya yang di tahun 2023 ayah saya meninggal dunia saat telah menyelesaikan biaya pemberangkatan haji karena sakit..hingga saat ok no 2025 yg seharusnya ibu saya menggantikan ayah saya belum juga Bisa berangkat…yg jadi pertanyaan saya di mana persoalan nya hingga saat ini ibu saya belum juga bisa berangkat.. sedangkan dokumen sudah komplit termasuk surat kematian ayah juga dokumen pendukung lainnya…masih kah ibu saya menunggu 25 THN lagi… sedangkan waktu ayah mau berangkat masuk kategori PRIORITAS..dan sekarang usia ibu saya sudah 89 THN .. alkhamdulillah masih sehat dan insyaallah masih mampu menggantikan almarhum ayah saya…mohon saran bagi kawan kawan yg tahu tentang persoalan ini…di mana masalah nya…(apa di agen PPIH kecamatan atau kabupaten.. karena posisi di daerah tepatnya dk kab Boyolali) terima kasih Bisa bergabung dan bisa menulis di media ini semoga ada solusi hingga ibu saya bisa berangkat menggantikan almarhum ayah…
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh